Rabu, 13 Mei 2009

penyebab kecelakaan di situ bondo yang menewaskan 51 orang

Investigasi Sementara Kecelakaan Maut Situbondo
10 Oktober 2003 

TEMPO Interaktif, Jakarta:Hasil investigasi sementara Departemen Perhubungan (Dephub) menemukan sumber api berasal dari bus pariwisata AO Transport dalam kecelakaan bus di Situbondo, Jawa Timur yang menewaskan 54 orang dalam rombongan SMK Yayasan Pembinaan Generasi Muda I (Yapemda) Sleman, Yogyakarta, Rabu (8/10). 


Bagian kiri bus yang dihajar truk trailer merupakan tempat sikring listrik. "Sehingga ketika terjadi benturan menimbulkan percikan api," kata J.A. Barata, Kepala Hubungan Masyarakat Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Dephub, di Jakarta, Jumat (10/10). Sementara, cepatnya api menyambar seluruh isi bus diakibatkan tumpahan solar dari lambung tangki truk trailer yang robek akibat benturan keras, ke badan bus. Ditambah lagi, tangki bahan bakar minyak (BBM) di bagian kanan truk menghantam bagian kiri bus.


Diduga api berasal dari bagian depan bus. Indikasinya, kondisi seluruh korban yang menumpuk di bagian belakang bus. Celakanya, tidak ditemukan pegangan pintu, baik di luar maupun di dalam pintu belakang bus. "Kemungkinan, ini yang mengakibatkan penumpang sulit keluar," kata Barata.


Diungkapkan pula, masa berlaku uji kendaraan truk trailer sudah habis sejak Juli lalu. Bahkan, tidak diketahui dimana uji terakhir truk dilakukan. Saat kecelakaan, truk dikemudikan M. Syafei yang berstatus kernet. "Syafei belum memiliki SIM dan tidak terampil mengemudi," katanya.


Sebelum tabrakan terjadi, bus pariwisata AO Transport sempat mendahului truk bermuatan 5 ton mangga dengan nomor polisi L7934 GC. Setelah berhasil mendahului, bus kembali ke jalur semestinya. Tiba-tiba, dari arah berlawanan muncul truk trailer dengan kecepatan tinggi. Truk berada di jalur yang salah karena menghindari tumpukan tanah yang ada di jalurnya. Tabrakan pun tidak dapat dihindari. Tak lama kemudian, truk bermuatan mangga menghajar bagian belakang bus.


Sebenarnya, kondisi jalan d tempat kecelakaan cukup baik dengan marka jalan tidak terputus. Artinya, tidak boleh ada kendaraan yang mendahului kendaraan lain. Tapi, kata Barata, memang tidak ada rambu lalu lintas dan lampu penerangan jalan yang berfungsi. Hingga kini, pihak Dephub dan kepolisian masih menyelidiki siapa yang paling bertanggung jawab atas kecelakaan itu. "Tidak mudah menentukan siapa yang salah. Karena menyangkut banyak hal, seperti kondisi kendaraan, jalan dan faktor manusianya," katanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar