Minggu, 31 Mei 2009

ada apa hari ini

Ada apa hari ini? pertanyaan itu harusnya selalu muncul dalam hati kita ketika memulai hari.........

Rabu, 13 Mei 2009

polisi tewas di keroyok masa

Liputan6.com, Padang Pariaman: Seorang polisi di Padang Pariaman, Sumatra Barat, belum lama ini, tewas dikeroyok tujuh preman. Brigadir Polisi Dua Rico Syahputra dibantai saat sedang menyelidiki kasus peredaran narkotik di acara organ tunggal di sebuah desa. Rico menderita luka tusuk di dada, perut, dan paha. Korban meninggal saat dilarikan ke Rumah Sakit Muhammad Jamil Padang.


Jasad polisi korban pengeroyokan, Padang Pariaman, Sumbar.

Beberapa jam setelah pengeroyokan, polisi menangkap tujuh tersangka pembunuhan Rico. Seorang di antaranya dilumpuhkan dengan timah panas karena mencoba melarikan diri. Mereka kini ditahan di Markas Kepolisian Resor Padang Pariaman. Dugaan sementara, pengeroyokan bermotif balas dendam terkait penyitaan sembilan kilogram ganja oleh Rico beberapa waktu sebelumnya.

Kematian Rico sangat memukul pihak keluarga. Tangis duka menyambut kedatangan jenazah Rico syahputra di rumahnya di Buayan, Kecamatan Batang Anai, Padang Pariaman. Keluarga masih tak percaya Rico yang baru dua tahun menjadi polisi tewas saat melaksanakan tugas.(TOZ/Denni Risman dan Arset Kusnadi)

liahtlah yang terjadi


Tabrakan beruntun melibatkan tiga belas unit kendaraan, terjadi di KM 64-65 Jalan Raya Purwodadi, Kabupaten Pasuruan, siang kemarin sekitar pukul 11.30 WIB. Lima orang tewas dan sepuluh orang lainnya mengalami luka-luka dalam kecelakaan maut yang terjadi persis di depan Pasar dan Polsek Purwodadi tersebut.

Korban yang meninggal rata-rata mengalami luka serius di kepala, dada serta perut, yang kemudian jazadnya dibawa ke kamar mayat RSSA Malang dan RS Bangil. Sementara, sepuluh korban luka rata-rata mengalami luka lecet pada kaki dan tangannya, dan dilarikan ke Puskesmas Purwodadi serta IRD RSSA Malang.

Selain mengakibatkan korban jiwa dan korban luka-luka, kecelakaan itu juga menyebabkan arus lalu lintas dari dua arah, yakni Surabaya - Malang, dan Malang - Surabaya, mecet total hingga radius sekitar 5 kilometer.

Keterangan yang diperoleh di lokasi menyatakan, kecelakaan beruntun yang terjadi di dua arah, yakni arah Utara - Selatan dan Selatan - Utara, itu berawal dari truk gandeng bermuatan batu kapur Nopol L 9121 UG, yang disopiri Ach Sulauchan, 41 tahun, warga Desa Baturetno, RT06 RW04, Singosari. Truk yang melaju dengan kecepatan tinggi dari arah Selatan - Utara, ini diduga remnya blong.

Dan karena saat melintas di TKP kondisi jalan ramai dan truk tidak bisa direm, Sulauchan, yang saat itu tidak bisa mengendalikan setir truknya, langsung membanting setir ke kiri. Ironisnya, saat banting setir ke kiri, truk justru menabrak sepeda motor Honda Kharisma N 5774 BQ.

Motor yang ditumpangi satu keluarga, yakni H Fauzi Ahmad Jaiz, 47 tahun, warga Jalan Muharto 5, RT09 RW08, Malang bersama Khusnul Khotimah, 40 tahun, istrinya dan Ulfatun Nadiroh alias Luluk, 9 tahun, anak perempuannya, inipun langsung dilindas roda truk. Kepala dan tubuh ketiganya hancur dan tewas di TKP.

“Usai menabrak motor sekeluarga itu, truk tidak langsung berhenti, sebaliknya masih melaju deras dan akhirnya menabrak bak belakang truk A 9027 KA, yang dikemudikan Slamet, 47 tahun warga Sidoarjo,” ujar Daimam, 33 tahun, tukang ojek yang menjadi saksi utama kecelakaan itu.

Mungkin akibat kerasnya tabrakan dan dorongan dari belakang itulah, akhirnya membuat truk Nopol A 9027 KA, ini langsung meluncur terbang pindah jalur ke kanan jalan melewati marka tengah jalan (jalur Utara - Selatan).

Dan truk baru berhenti setelah menabrak kios kaset VCD milik Fatur Rahman, tiang listrik, mobil angkot N 2972 UU yang disopiri Bakar, warga Singosari, dan dua motor Yamaha Vega R dan Honda Fit X milik tukang ojek, yang terparkir di pinggir jalan.

“Beruntung saat itu tukang ojek, sopir angkot dan pemilik kios VCD tidak ada di tempat. Dan jika saat itu mereka ada di lokasi, mungkin lain lagi keadaannya. Yang untungnya lagi, truk yang ditabrak langsung berhenti setelah menabrak tiang listrik. Sebab, jika tidak ada tiang listrik, mungkin truk sudah masuk dalam pasar,” terangnya.

Kecelakaan tidak berhenti disini. Begitu menabrak bagian belakang truk Nopol A 9027 KA yang ada di depannya, truk gandeng yang masih berjalan oleng ke kiri, kembali menabrak sepeda motor Honda Legenda N 2139 KY serta penyeberang jalan ibu dan anak, yakni Tri Wikanti, 43 tahun, dan anaknya Galuh Titisaraswati, 9 tahun.

Ibu dan anak warga Jalan Lapangan, Desa Parerejo, Purwodadi, Pasuruan, tersebut juga tewas. Sang ibu tewas di TKP dengan luka di kepala dan dadanya. Sementara Galuh, siswi kelas IV SD Impres I Purwodadi, yang sebelumnya kritis, juga tewas dengan luka di kepala saat menjalani perawatan di RSSA Malang.

“Dengan tewasnya dua orang ibu serta anak tersebut, maka jumlah korban yang meninggal dunia ada lima orang,” ungkap Kasatlantas Polres Malang, AKP Novian Widiyantoro.

Ngerinya lagi, kendati sudah menabrak empat kali, namun truk gandeng yang disopiri Ach Sulauchan, itu masih tak berhenti. Sebaliknya, terus melaju dengan kecepatan tinggi ke arah Utara, dan jarak sekitar 200 meter dari TKP awal, truk yang oleng ke kanan ini kembali menabrak pembatas jalan yang ada di tengah jalan.

Usai menabrak pembatas jalan itu, truk gandeng kembali menyikat truk N 8150 UE, yang disopiri Legimi, 61 tahun, warga Bantur-Kabupaten Malang, dan dua penumpangnya, yang melaju dari arah Utara-Selatan. Dan saking kerasnya benturan, truk yang disopiri Legimin, itu sampai berputar dan menghadap ke arah Utara.

Sedangkan truk gandeng itu sendiri, langsung terbang dan baru berhenti terbalik di sebelah kanan jalan dengan roda di atas, menghadap Selatan. Dan yang lebih ironisnya lagi, saat terbalik itu beberapa bagian badan truk menimpa sebuah mobil sedan Honda City L 1871 QA, yang dikemudikan oleh Budi D Wijono Putra, warga Perum Mutiara Citra Asri, Sidoarjo. Dan lima unit motor, yang saat itu melintas dari arah Utara - Selatan.

Diantaranya Honda Mega Pro N 6862 VG, Kawasaki Ninja N 5095 ES, Honda Win N 4216 FI, Honda Supra N 2892 TG serta Suzuki RX S N 5309 TM. Akibat tertimpa badan truk itu, mobil sedan Honda City, Honda Mega Pro, Kawasaki Ninja dan Honda Win, penyok dan rusak berat. Namun demikian, semua pengemudinya selamat.

“Kami sendiri juga heran Mas, padahal mobil penyok sudah tak terbentuk, namun korbannya selamat dan hanya mengalami luka lecet. Begitu juga dengen pengemudi motor, begitu tahu ada tabrak di depannya, mereka langsung melompat dari motornya, hingga akhirnya selamat,” jelas Bambang Sunarko, saksi mata lain di TKP.

Sementara, petugas Unit Laka Polres Pasuruan, siang kemarin langsung turun ke TKP untuk melakukan evakuasi para korban dan kendaraan yang terlibat. Karena kemacetan yang terjadi cukup panjang, petugas pun harus bekerja keras untuk melakukan proses evakuasi kendaraan. Dan baru sekitar tiga jam proses evakuasi selesai, kemacetan kembali normal kembali.(agp) (Agung Priyo/malangpost)

Senin, November 12, 2007 2 kecelakaan, faktor penyebabnya sama

Senin, 12/11/2007 11:03 WIB
Bus Sikat Yamaha Mio Hingga Ringsek, 1 Orang Tewas
Edy Ryanto - DetikSurabaya

Pasuruan - Kecelakaan maut terjadi di jalan Rejoso-Pasuruan tepatnya di Desa Kedung Bako sebelah barat jembatan timbang Rejoso. 

Kecelakaan antara bus bernopol AG 6532 PU dengan Yamaha Mio N3820 FE mengakibatkan pengemudi Mio, Teguh Yuwono (29), warga Lumbang Pasuruan tewas saat dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Purut.

Kecelakaan yang terjadi pukul 08.00 WIB itu sempat memacetkan lalulintas selama 30 menit. Namun setelah kendaraan yang terlibat kecelakaan itu dievakuasi, kondisi lalu lintas kembali lancar.

Kasatlantas Polres Pasuruan AKP Novian Widianto mengatakan, saat itu motor Mio melaju dengan kencang dan berusaha menyalip kendaraan di depannya.

"Dari arah yang berlawanan tiba-tiba muncul bus Tentrem dengan kecepatan tinggi. Karena Mio terlalu ke kanan akhirnya bus menghantam Mio hingga ringsek," jelas Novian.

Saat ini, sopir bus bernama Hariyono beserta kendaraannya diamankan di Mapolres Pasuruan untuk dimintai keterangan lebih lanjut. "Ini, seharunya jadi pelajaran bagi pengendara motor agar tidak terburu-buru mengambil keputusan menyalip kendaraan lain. Kalau dirasa jaraknya tidak cukup, lebih baik tidak menyalip," imbaunya. (mar/mar)

Truk Vc Bus, 9 luka-luka

Kecelakaan hebat kembali terjadi di Pasuruan sekitar
pukul 2 siang tadi. Kali ini kecelakaan menimpa truk
gandeng bernopol N7138 MU dengan Bus antar kota
N6343UO di Desa Bendungan-Raci-Bangil. Akibat
kecelakaan ini, 9 orang mengalami luka, 2 diantaranya
luka berat dan sisanya luka ringan. Selain itu 2
kendaraan mengalami kerusakan parah terutama bus,
bagian depannya hancur.

Kasatlantas Polres Pasuruan AKP NOvian Widianto
mengatakan, penyebab kecelakaan ini sama seperti
kecelakaan di Rejoso pagi tadi. Bus berpenumpang
sekitar 20 orang dari arah Barat melaju dengan
kecepatan tinggi dan bermaksud menyalip kendaraan
didepannya.

"Dari arah berlawanan, muncul truk gandeng. Akibat bus
terlalu kekanan, akhirnya bus menghantam truk yang
dikemudikan Supartono warga Probolinggo. Sedangkan
sopir bus bernama Sukardi warga Mojoanyar-Mojokerto
terjepit badannya dan saat ini dilarikan di RSUD
Bangil karena mengalami luka berat," jelas
Kasatlantas.

Selain Sopir bus penumpang bus bernama Suci Efilianti
warga Pasuruanjuga mengalami luka berat karena posisi
duduknya tepat dibelakang sopir. Sementara penumpang
lainnya Sunarsih, Bawuk dan kernet bus Mutahar hanya
mengalami luka lecet dibagian tubuhnya.

"Lalu lintas kembali normal, karena petugas berhasil
mengevakuasi dua kendaraan dan para penumpang yang
terluka termasuk ssopir yang terjepit badannya ,"
terang Novian.

saat maut menjemput


Senin (23/2), dua tragedi maut terjadi dua daerah berbeda. Yang pertama di Kota Serang, Bantan, dan yang kedua Kediri, Jawa Timur. Tragedi di Banten terjadi pukul 14.15 WIB yang menewaskan satu pelajar SMPN 1 Curug dan mencederai satu siswa lagi. Korban meninggal adalah Suci Fadilah (14) dan korban luka adalah Siti Hindun (15). Korban tewas saat berboncengan (menggunakan Honda Vario) dengan Siti Hindun mau memfotocopi tugas dari sekolah mereka di depan Gedung DPRD BAnten di Jalan Syeikh Nawawi, Curug, Kota Serang. Saat di tengah perjalanan itu, tiba-tiba bus Asli Prima dari belakang menabrak kendaraan yang ditumpangi korban hingga terseret puluhan meter dari jalan raya. Korban tewas di lokasi kejadian sementara Siti Hindun saat dibawa ke rumah sakit umum daerah Serang dalam keadaan kritis. Massa yang kesal, membakar bus Arimbi. Beruntung para penumpangnya sudah keluar duluan sebelum terpanggang di bara api. Sementara tragedi kedua terjadi di Kediri, Jawa Timur. Kereta api menabrak kendaraan sarat penumpang dan menewaskan tujuh korban tewas, yang kesemuanya adalah penumpang bus. Sungguh tragis memang maut di Senin siang itu. Tapi itulah kejadiannya yang seharusnya membuat kesadaran baru kita tentang keselamatan berkendaraan di jalanan. — Maut, rezeki, jodoh, memang rahasia Allah SWT, yang maha perkasa. Sebagai manusia kita hanya menjalani hidup di muka bumi dengan pasrah (Islam). Namun demikian, pasrah bukan berarti kita tidak bisa berikhtiar. Pasrah dalam pandangan Islam adalah kepasrahan yang tetap rasional dan butuh kerja keras serta perjuangan. Dalam konteks itulah sebenarnya, sekalipun maut dapat kita hindari meski tetap kuasanya ada di tangan Allah. Salah satu ikhtiar untuk menghindari maut, misalnya, saat berkendaraan di jalanan kita harus menaati rambu lalu lintas dan mengenakan helm keselamatan (bagi pengendara motor). Menjaga keselamatan diri dan keluarga juga salah satu spirit Islam. Kita tidak boleh memasrahkan diri dengan tidak melakukan apa-apa. Sekali lagi, jaga keselamatan diri dengan berbagai upaya yang memungkinkan kita terhindar dari kejadian maut yang berakibat fata. Korban tewas Suci Fadilah (14) dan korban luka Siti Hindun, kecelakaan maut di Serang, saat mengendarai motor memang tidak menggunakan helm dan jaket tebal. Padahal, bila keduanya memakai helm, jaket pengaman, mungkin ceritanya akan berbeda dengan saat kejadian itu. Begitu juga sebaliknya. Bila sopir bus Asli Prima, Ujang MT, tidak membawa kendaraannya ugal-ugalan, mungkin cerita juga akan berbalik. Menurut keterangan warga sekitar lokasi, laju kendaraan yang dikendarai oleh sopir bus memang dalam keadaan ngebut. Padahal kalau sang sopir bus dapat menahan emosi dan tidak ngebut, sekali lagi cerita akan berbeda. Tidak kalah berbeda juga bila sopir angkutan umum dan masinis kereta api dapat menaati rambu lalu lintas masing-masing, kecelakan maut di Kediri saya yakin juga dapat dihindari. Upaya-upaya ihtiar itu yang tidak ada dalam dua peristiwa mengenaskan tersebut. Nah, itulah yang saya maksud bahwa maut sebenarnya dapat dihindari semaksimal mungkin dengan upaya keras. Namun demikian, tetap apa pun keputusannya tetap ada pada keputusan Allah SWT. Kita hanya berusaha, dan Allah jua yang menentukan. Itulah yang saya pahami sebagai ihtiar hidup yang selaras dengan kehendak Sang Pencipta. Tidak ada yang dapat dihindari bila Sang Pencipta sudah berkehendak. Serang, 24/2/2009. Pukul 10.00 WIB

jangan permalukan korps polri


Caption: Ruang tahanan Mapolres Semarang Selatan ini tempat korban SR diperkosa oleh anggota Polisi yang jaga Briptu SP. Foto tio


Polisi Perkosa Tahanan Di Dalam Sel


SEMARANG--- Korp Kepolisian Republik Indonesia (Polri) kembali tercoreng oleh ulah oknum anggotanya. Kali ini seorang anggota Polres Semarang Selatan, Briptu SP memperkosa salah seorang tersangka di ruang tahanan tempat dia bertugas. Pelaku memperkosa di dalam tahanan tempat, SR (26) warga Susukan, Ungaran dipenjarakan dalam kasus penganiayaan. Korban kemudian melaporkan kasus perkosaan tersebut, Jumat (7/3) pukul 10.00 kepada atasan pelaku. Begitu mendapatkan laporan Briptu SP anggota Samapta yang mendapatkan tugas di bagian penjagaan itupun dijebloskan ke tahanan. 


Sumber koran ini di Mapolres Semarang Selatan menyebutkan, kasus perkosan tersebut dilakukan pelaku, Jumat (7/3) pukul 03.30. Saat itu pelaku yang mendapatkan jatah jaga markas termasuk tahanan masuk ke dalam sel tempat SR di tahan bersama sejumlah tahan perempuan lainnya. Kebetulan ada 3 orang tahanan perempuan lainnya yang berada satu sel dengan korban. 


"Memang ada kasusnya, tapi jangan minta komentar saya Mas, Kapolres saja," ujar salah seorang perwira di Polres Semarang Selatan yang keberatan namanya disebut dalam koran dengan alasan takut dimarahi atasan.  


Diduga ketika itu pelaku memaksa koran untuk bersetubuh di sel lainnya yang kosong. Korban tidak bisa berbuat banyak karena dipaksa melayani nafsu bejat pelaku. Usai melampiaskan nafsunya pelaku kemudian keluar dan tiduran di ruang jaga tahanan. Ulah pelaku yang memperkosa korban diketahui oleh teman-teman korban di dalam sel hingga akhirnya tercium oleh anggota Polisi lainnya. 


Keesokan paginya sekitar pukul 10.00, korban yang masih nampak syok itu kemudian melaporkan kasus perkosaan tersebut. Polisi langsung menindaklanjuti dengan meminta keterangan terhadap korban dan pelaku. Bahkan saat itu juga pelaku yang tinggal di Perum Bumi Srondol Indah Semarang langsung dijebloskan ke dalam tahanan Mapolres Semarang Selatan. 


Kapolres Semarang Selatan AKBP Imran Yunus keberatan untuk memberikan keterangan terkait kasus tersebut. "Minta keterangan kepada kapolwiltabes saja," ujarnya singkat.  


Ketika mencoba konfirmasi kepada Kapolwiltabes Semarang Kombes Masjhudi, melalui ponselnya diterima oleh istrinya. "Mas, ini HP bapak ketinggalan di rumah, Bapak pergi sama teman tidak tahu kapan pulangnya," ujar seorang wanita yang menyebut sebagai istri dari Masjhudi itu. Kabid Humas Polda Jateng Kombes Syahroni ketika dihubungi juga tidak menjawab. 


Ujar sumber di Mapolres Semarang Selatan mengatakan dalam laporan korban disebutkan pasal yang diterapkan adalah pasal 285 KUHP tentang perkosaan. "Pasalnya perkosaan," ujar seorang polisi sembari menunjukan sebuah berkas kasus tersebut. 


Untuk diketahui SR ditangkap anggota Polres Semarang Selatan, Jumat (25/1) lalu dalam kasus penganiayaan terhadap Asiyah (35). Penganiayaan itu terjadi di rumah kontrakan suaminya di Perum P4A Pudak Payung Semarang. Kebetulan Asiyah dan suaminya sedang dalam proses cerai. Sedangkan suaminya tinggal bersama WIL-nya yaitu SR. Ketika Asiyah datang ke kontakan suaminya untuk meminta uang sekolah anaknya bertemu dengan SR. Saat itulah SR menghajar Asiyah dengan ember cat hingga korban terluka di kepalanya.

maju terus POLRI

Bripda Widya Chandra dipecat sebagai anggota polisi. Para perwira saat mengikuti upacara pemecatan. foto: tah




--Masih Buron, Terlibat Kasus Penipuan dan Penggelapan (sub)

 SEMARANG - Aparat kepolisian bertindak tegas terhadap anggotanya yang berbuat tindak pidana, atau melakukan pelanggaran. Tindakan tegas itu seperti dilakukan jajaran Polres Semarang Barat. Rabu (26/3) pagi, para perwira dan anggota di lingkungan Polres Semarang Barat menggelar upacara pemberhentian tidak hormat (PTDH) alias pemecatan terhadap Bripda Widya Candra yang bertugas di Bag Ops Polres Semarang Barat.

Alasan utama pemecatan itu lantaran Bripda Widya Chandra dianggap tidak bisa lagi dipertahankan sebagai anggota polisi. Selain itu, telah melakukan sejumlah pelanggaran berat dan mencoreng nama baik Polri. Widya Chandra selama tiga bulan disersi, serta terlibat beberapa kasus penipuan.

Diantaranya menjadi calo penerimaan calon bintara Polri. Seorang korban sempat melapor ke Polresta Semarang Barat, 8 September 2007 lalu, yang mengaku ditipu oknum polisi hingga tekor Rp 97,5 juta. Widya juga pernah melakukan penipuan rental mobil di daerah Semarang Barat hingga rugi Rp 6 juta.

Kasus lainnya, Widya Chandra juga pernah meminta uang Rp 1,6 juta dengan alasan untuk mengurus penangguhan tahanan kepada keluarga salah satu tersangka yang sedang terlilit kasus. Aksi penipuan Widya Chandra tidak hanya dilakukan terhadap warga sipil, sesama anggota Polri pun jug ia lakukan. Namun, untuk kasus dugaan penipuan dan penggelapan belum disidik jajaran Reskrim karena Widya masih buron.

Namun persidangan kode etik profesi telah dilakukan Komisi Sidang Profesi, dan menjatuhkan hukuman penjara selama 27 hari. Selain itu, Widya Chandra juga diberi sanksi penundaan pangkat selama dua periode. Namun, hukuman itu bukannya menjadikan dia jera, tapi sebaliknya justru berbuat tindak pidana dengan melakukan aksi penipuan dan penggelapan.

Berdasarkan keputusan hasil sidang dan merujuk SKEP Kapolda No 213/II/2008, Bripda Widya akhirnya dipecat tidak hormat terhitung per 1 April 2008. Namun, saat dilakukan upacara pemecatan di halaman Mapolres Semarang Barat dipimpin Wakapolresta Kompol Soegiman, Widya tidak bisa dihadirkan karena masih jadi buronan. 

Meski demikian, aparat Reskrim Polres Semarang Barat terus memburu keberadaan Bripda Widya Chandra yang saat ini sudah menjadi warga sipil. Pihak kepolisian akan bertindak tegas, melakukan penyidikan seperti aturan yang berlaku. 

Untuk itu, Polres Semarang Barat berharap kerja sama dengan masyarakat bila mengetahui keberadaan Widya Chandra (sebagaimana dalam foto) supaya melaporkan ke kantor polisi terdekat. (tah)