Rabu, 13 Mei 2009

fakta di lapangan dan data

Berita Malang (radar malang) - Tercium aroma alkohol -Dugaan penyebab kecelakaan maut yang merenggut nyawa sembilan mahasiswa di Jalan panglima Sudirman, Kota Batu, Kamis (16/4) dini hari tak hanya disebabkan faktor ban makin terbuka. Kasat Reskrim Polres Batu Decky Hermansyah mengungkapkan, petugas mencium aroma alkohol dalam mobil maut Dauhatsu Taruna sesaat setelah menabrak pohon.

Namun siapa di antara sembilan korban yang mengonsumsi alkohol, polisi masih akan membuktikan secara medis. Salah satu caranya melalui tes darah sembilan korban yang hasilnya belum keluar hingga sore kemarin. “Berbau iya. Tapi siapa yang minum, kami tidak bisa tahu tanpa hasil laboratorium,” katanya.

Seperti diberitakan sebelumnya, sembilan mahasiswa dari sejumlah perguruan tinggi di Malang tewas setelah mobil Daihatsu Taruna F500 RVT Nopol DK 1070 XB yang mereka tumpangi menabrak pohon di Jalan Panglima Sudirman Kota Batu, usai bersantai dan pesta di Wisata Payung dan vila di Songgoriti. Para korban tewas seketika di TKP (tempat kejadian perkara). Dugaan sementara, kecelakaan itu akibat ban depan kiri pecah. Sedang dugaan pengemudi dalam kondisi mabuk masih diselidiki polisi dengan mengambil sampel darah korban.

Apakah ada tindak pidana lain selain kasus kecelakaan itu? Decky mengatakan, hingga saat ini tidak ditemukan dalam proses penyelidikan. Meninggalnya sembilan orang itu murni karena kecelakaan tunggal. Yakni menabrak pohon dengan kecepatan tinggi. “Kalau merunut kronologisnya, tidak ada pidana lain selain kelalaian yang dilakukan pengemudinya,” kata mantan Kanit Tekab Polresta Malang ini.

Sementara, Polres Batu menetapkan Anang Kasin, 30, pengemudi Taruna maut sebagai tersangka. Warga Jalan Kapten Japa 75 Denpasar ini terbukti melakukan tindak pidana 359 KUHP. Yakni melakukan kelalaian yang menyebabkan orang lain meninggal dunia. Anang sekaligus adalah pemilik mobil, Kamis (16/4) dini hari. Karena tersangka ikut meninggal dalam peristiwa itu, maka kasusnya langsung ditutup (SP3).

“Lepas dari penyebabnya apa, yang pasti pengemudinya menjadi tersangka. Orang lain yang meninggal itu adalah delapan temannya sendiri,” ungkap Kasat Lantas Polres Batu AKP Budi Idayati, kemarin.

Menurut Budi, dari penyelidikan yang dilakukan, kecelakaan itu murni karena pengemudi yang loss control (kehilangan kendali) terhadap kendaraannya. Penyebab hilangnya kendali itu, sementara disimpulkan karena ban kiri belakang pecah. Dalam kondisi melaju dengan kecepatan tinggi (antara 90-100 kilometer per jam), ban yang pecah itu menyebabkan mobil oleng ke kiri. Mobil itu sempat naik ke trotoar, lalu menabrak pohon hingga terbelah separo.

Penyebab ban pecah, kata mantan Kasat Narkoba Polresta Malang ini, kemungkinan karena mobil kelebihan muatan. Seharusnya hanya berisi enam orang, diisi dengan sembilan orang. Selain itu, kemungkinan saat melaju kencang, ban berjenis tubles itu tergesek oleh aspal yang mengelupas. Sehingga pecah. Apalagi, ban yang pecah sudah tipis karena buatan tahun 2000. “Kami temukan aspal yang mengelupas di arah Barat TKP. Pas setelah jalan yang menurun,” ungkap Budi.

Terpisah, UPT Dinas LLAJ Malang kemarin meninjau TKP. Tim yang diketuai Hari Suprapto itu melihat dari dekat bekas lokasi kecelakaan. Pihaknya ingin memastikan apakah kondisi jalan yang menyebabkan mobil berpenumpang sembilan orang itu kecelakaan. Selain TKP, tim juga melihat langsung bodi mobil yang ringsek. “Belum ada kesimpulan,” kata Hari.

Proposal Meme Ditolak

Sementara, suasana duka masih menyelimuti tempat kuliah para korban. Di jurusan ilmu komunikasi FISIP UMM, kasus kecelakaan maut itu masih menjadi perbincangan hangat. Salah satunya membicarakan Meutia Sony Agustin (Meme), mahasiswa semester VIII FISIP yang memilih konsentrasi audio visual (AV). “Saya tahu, tapi tidak kenal,” ujar seorang mahasiswa.

Teman sekelas Meme, sebut saja Ri, mengatakan, sebelum kejadian ia sempat diminta mengantar Meme pulang ke kosnya, Rabu (15/4) pukul 16.00. Saat itu Ri dan Meme baru selesai mengikuti seminar judul skripsi yang dibimbing Joko Susilo, dosen FISIP. “Tapi proposal Meme ditolak, sedang punyaku diterima,” ujar Ri, lirih.

Menurut Ri, proposal skripsi Meme berjudul Citra Perempuan dalam Iklan Pond’s, Sebuah Analisi Semiotik. Tapi sayang, proposal tersebut masih belum diterima.

Ri sendiri menilai wajar pengajuan proposal itu ditolak. Karena dosen pembimbing masih memberi kesempatan untuk merevisi dan bisa diajukan lagi. Keluar dari ruang seminar, kenang Ri, Meme terlihat sedih, lalu minta diantar pulang. “Sejak itu saya tak ketemu lagi, baru kemarin saya dengar kabar dia meninggal kecelakaan,” ujar Ri.

Selama di perkuliahan Meme adalah anak periang. Soal pencalegannya di Partai Republikan, Meme tidak pernah menceritakan soal pencalegan tersebut. Teman-temannya baru tahu jika dia caleg setelah membaca Jawa Pos.

Sementara, salah satu teman kuliah Imron Rosadi, Durotul Falahah, mahasiswi semester IV jurusan Matematika UMM, mengatakan, selama kuliah Imron termasuk anak yang supel dan mengasyikkan. “Terakhir kami ketemu, dia bilang ingin kuliah dengan baik dan bisa cepat menyelesaikan,” ujar Durotul. Dia pun mengaku kaget mendengar teman yang pernah satu kelas itu dikabarkan meninggal dalam kecelakaan maut di Batu.

Kampus UMM sendiri kemarin juga menggelar salat gaib usai Salat Jumat. Selain itu juga mengadakan doa sebelum pelaksanaan kuliah dimulai. “Bagaimana pun mereka adalah mahasiswa kami yang beragama Islam, mereka berhak didoakan,” ujar Nasrullah, kahumas UM, yang ditemui di ruangannya kemarin. (yos/lid/war)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar