Minggu, 31 Mei 2009

ada apa hari ini

Ada apa hari ini? pertanyaan itu harusnya selalu muncul dalam hati kita ketika memulai hari.........

Rabu, 13 Mei 2009

polisi tewas di keroyok masa

Liputan6.com, Padang Pariaman: Seorang polisi di Padang Pariaman, Sumatra Barat, belum lama ini, tewas dikeroyok tujuh preman. Brigadir Polisi Dua Rico Syahputra dibantai saat sedang menyelidiki kasus peredaran narkotik di acara organ tunggal di sebuah desa. Rico menderita luka tusuk di dada, perut, dan paha. Korban meninggal saat dilarikan ke Rumah Sakit Muhammad Jamil Padang.


Jasad polisi korban pengeroyokan, Padang Pariaman, Sumbar.

Beberapa jam setelah pengeroyokan, polisi menangkap tujuh tersangka pembunuhan Rico. Seorang di antaranya dilumpuhkan dengan timah panas karena mencoba melarikan diri. Mereka kini ditahan di Markas Kepolisian Resor Padang Pariaman. Dugaan sementara, pengeroyokan bermotif balas dendam terkait penyitaan sembilan kilogram ganja oleh Rico beberapa waktu sebelumnya.

Kematian Rico sangat memukul pihak keluarga. Tangis duka menyambut kedatangan jenazah Rico syahputra di rumahnya di Buayan, Kecamatan Batang Anai, Padang Pariaman. Keluarga masih tak percaya Rico yang baru dua tahun menjadi polisi tewas saat melaksanakan tugas.(TOZ/Denni Risman dan Arset Kusnadi)

liahtlah yang terjadi


Tabrakan beruntun melibatkan tiga belas unit kendaraan, terjadi di KM 64-65 Jalan Raya Purwodadi, Kabupaten Pasuruan, siang kemarin sekitar pukul 11.30 WIB. Lima orang tewas dan sepuluh orang lainnya mengalami luka-luka dalam kecelakaan maut yang terjadi persis di depan Pasar dan Polsek Purwodadi tersebut.

Korban yang meninggal rata-rata mengalami luka serius di kepala, dada serta perut, yang kemudian jazadnya dibawa ke kamar mayat RSSA Malang dan RS Bangil. Sementara, sepuluh korban luka rata-rata mengalami luka lecet pada kaki dan tangannya, dan dilarikan ke Puskesmas Purwodadi serta IRD RSSA Malang.

Selain mengakibatkan korban jiwa dan korban luka-luka, kecelakaan itu juga menyebabkan arus lalu lintas dari dua arah, yakni Surabaya - Malang, dan Malang - Surabaya, mecet total hingga radius sekitar 5 kilometer.

Keterangan yang diperoleh di lokasi menyatakan, kecelakaan beruntun yang terjadi di dua arah, yakni arah Utara - Selatan dan Selatan - Utara, itu berawal dari truk gandeng bermuatan batu kapur Nopol L 9121 UG, yang disopiri Ach Sulauchan, 41 tahun, warga Desa Baturetno, RT06 RW04, Singosari. Truk yang melaju dengan kecepatan tinggi dari arah Selatan - Utara, ini diduga remnya blong.

Dan karena saat melintas di TKP kondisi jalan ramai dan truk tidak bisa direm, Sulauchan, yang saat itu tidak bisa mengendalikan setir truknya, langsung membanting setir ke kiri. Ironisnya, saat banting setir ke kiri, truk justru menabrak sepeda motor Honda Kharisma N 5774 BQ.

Motor yang ditumpangi satu keluarga, yakni H Fauzi Ahmad Jaiz, 47 tahun, warga Jalan Muharto 5, RT09 RW08, Malang bersama Khusnul Khotimah, 40 tahun, istrinya dan Ulfatun Nadiroh alias Luluk, 9 tahun, anak perempuannya, inipun langsung dilindas roda truk. Kepala dan tubuh ketiganya hancur dan tewas di TKP.

“Usai menabrak motor sekeluarga itu, truk tidak langsung berhenti, sebaliknya masih melaju deras dan akhirnya menabrak bak belakang truk A 9027 KA, yang dikemudikan Slamet, 47 tahun warga Sidoarjo,” ujar Daimam, 33 tahun, tukang ojek yang menjadi saksi utama kecelakaan itu.

Mungkin akibat kerasnya tabrakan dan dorongan dari belakang itulah, akhirnya membuat truk Nopol A 9027 KA, ini langsung meluncur terbang pindah jalur ke kanan jalan melewati marka tengah jalan (jalur Utara - Selatan).

Dan truk baru berhenti setelah menabrak kios kaset VCD milik Fatur Rahman, tiang listrik, mobil angkot N 2972 UU yang disopiri Bakar, warga Singosari, dan dua motor Yamaha Vega R dan Honda Fit X milik tukang ojek, yang terparkir di pinggir jalan.

“Beruntung saat itu tukang ojek, sopir angkot dan pemilik kios VCD tidak ada di tempat. Dan jika saat itu mereka ada di lokasi, mungkin lain lagi keadaannya. Yang untungnya lagi, truk yang ditabrak langsung berhenti setelah menabrak tiang listrik. Sebab, jika tidak ada tiang listrik, mungkin truk sudah masuk dalam pasar,” terangnya.

Kecelakaan tidak berhenti disini. Begitu menabrak bagian belakang truk Nopol A 9027 KA yang ada di depannya, truk gandeng yang masih berjalan oleng ke kiri, kembali menabrak sepeda motor Honda Legenda N 2139 KY serta penyeberang jalan ibu dan anak, yakni Tri Wikanti, 43 tahun, dan anaknya Galuh Titisaraswati, 9 tahun.

Ibu dan anak warga Jalan Lapangan, Desa Parerejo, Purwodadi, Pasuruan, tersebut juga tewas. Sang ibu tewas di TKP dengan luka di kepala dan dadanya. Sementara Galuh, siswi kelas IV SD Impres I Purwodadi, yang sebelumnya kritis, juga tewas dengan luka di kepala saat menjalani perawatan di RSSA Malang.

“Dengan tewasnya dua orang ibu serta anak tersebut, maka jumlah korban yang meninggal dunia ada lima orang,” ungkap Kasatlantas Polres Malang, AKP Novian Widiyantoro.

Ngerinya lagi, kendati sudah menabrak empat kali, namun truk gandeng yang disopiri Ach Sulauchan, itu masih tak berhenti. Sebaliknya, terus melaju dengan kecepatan tinggi ke arah Utara, dan jarak sekitar 200 meter dari TKP awal, truk yang oleng ke kanan ini kembali menabrak pembatas jalan yang ada di tengah jalan.

Usai menabrak pembatas jalan itu, truk gandeng kembali menyikat truk N 8150 UE, yang disopiri Legimi, 61 tahun, warga Bantur-Kabupaten Malang, dan dua penumpangnya, yang melaju dari arah Utara-Selatan. Dan saking kerasnya benturan, truk yang disopiri Legimin, itu sampai berputar dan menghadap ke arah Utara.

Sedangkan truk gandeng itu sendiri, langsung terbang dan baru berhenti terbalik di sebelah kanan jalan dengan roda di atas, menghadap Selatan. Dan yang lebih ironisnya lagi, saat terbalik itu beberapa bagian badan truk menimpa sebuah mobil sedan Honda City L 1871 QA, yang dikemudikan oleh Budi D Wijono Putra, warga Perum Mutiara Citra Asri, Sidoarjo. Dan lima unit motor, yang saat itu melintas dari arah Utara - Selatan.

Diantaranya Honda Mega Pro N 6862 VG, Kawasaki Ninja N 5095 ES, Honda Win N 4216 FI, Honda Supra N 2892 TG serta Suzuki RX S N 5309 TM. Akibat tertimpa badan truk itu, mobil sedan Honda City, Honda Mega Pro, Kawasaki Ninja dan Honda Win, penyok dan rusak berat. Namun demikian, semua pengemudinya selamat.

“Kami sendiri juga heran Mas, padahal mobil penyok sudah tak terbentuk, namun korbannya selamat dan hanya mengalami luka lecet. Begitu juga dengen pengemudi motor, begitu tahu ada tabrak di depannya, mereka langsung melompat dari motornya, hingga akhirnya selamat,” jelas Bambang Sunarko, saksi mata lain di TKP.

Sementara, petugas Unit Laka Polres Pasuruan, siang kemarin langsung turun ke TKP untuk melakukan evakuasi para korban dan kendaraan yang terlibat. Karena kemacetan yang terjadi cukup panjang, petugas pun harus bekerja keras untuk melakukan proses evakuasi kendaraan. Dan baru sekitar tiga jam proses evakuasi selesai, kemacetan kembali normal kembali.(agp) (Agung Priyo/malangpost)

Senin, November 12, 2007 2 kecelakaan, faktor penyebabnya sama

Senin, 12/11/2007 11:03 WIB
Bus Sikat Yamaha Mio Hingga Ringsek, 1 Orang Tewas
Edy Ryanto - DetikSurabaya

Pasuruan - Kecelakaan maut terjadi di jalan Rejoso-Pasuruan tepatnya di Desa Kedung Bako sebelah barat jembatan timbang Rejoso. 

Kecelakaan antara bus bernopol AG 6532 PU dengan Yamaha Mio N3820 FE mengakibatkan pengemudi Mio, Teguh Yuwono (29), warga Lumbang Pasuruan tewas saat dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Purut.

Kecelakaan yang terjadi pukul 08.00 WIB itu sempat memacetkan lalulintas selama 30 menit. Namun setelah kendaraan yang terlibat kecelakaan itu dievakuasi, kondisi lalu lintas kembali lancar.

Kasatlantas Polres Pasuruan AKP Novian Widianto mengatakan, saat itu motor Mio melaju dengan kencang dan berusaha menyalip kendaraan di depannya.

"Dari arah yang berlawanan tiba-tiba muncul bus Tentrem dengan kecepatan tinggi. Karena Mio terlalu ke kanan akhirnya bus menghantam Mio hingga ringsek," jelas Novian.

Saat ini, sopir bus bernama Hariyono beserta kendaraannya diamankan di Mapolres Pasuruan untuk dimintai keterangan lebih lanjut. "Ini, seharunya jadi pelajaran bagi pengendara motor agar tidak terburu-buru mengambil keputusan menyalip kendaraan lain. Kalau dirasa jaraknya tidak cukup, lebih baik tidak menyalip," imbaunya. (mar/mar)

Truk Vc Bus, 9 luka-luka

Kecelakaan hebat kembali terjadi di Pasuruan sekitar
pukul 2 siang tadi. Kali ini kecelakaan menimpa truk
gandeng bernopol N7138 MU dengan Bus antar kota
N6343UO di Desa Bendungan-Raci-Bangil. Akibat
kecelakaan ini, 9 orang mengalami luka, 2 diantaranya
luka berat dan sisanya luka ringan. Selain itu 2
kendaraan mengalami kerusakan parah terutama bus,
bagian depannya hancur.

Kasatlantas Polres Pasuruan AKP NOvian Widianto
mengatakan, penyebab kecelakaan ini sama seperti
kecelakaan di Rejoso pagi tadi. Bus berpenumpang
sekitar 20 orang dari arah Barat melaju dengan
kecepatan tinggi dan bermaksud menyalip kendaraan
didepannya.

"Dari arah berlawanan, muncul truk gandeng. Akibat bus
terlalu kekanan, akhirnya bus menghantam truk yang
dikemudikan Supartono warga Probolinggo. Sedangkan
sopir bus bernama Sukardi warga Mojoanyar-Mojokerto
terjepit badannya dan saat ini dilarikan di RSUD
Bangil karena mengalami luka berat," jelas
Kasatlantas.

Selain Sopir bus penumpang bus bernama Suci Efilianti
warga Pasuruanjuga mengalami luka berat karena posisi
duduknya tepat dibelakang sopir. Sementara penumpang
lainnya Sunarsih, Bawuk dan kernet bus Mutahar hanya
mengalami luka lecet dibagian tubuhnya.

"Lalu lintas kembali normal, karena petugas berhasil
mengevakuasi dua kendaraan dan para penumpang yang
terluka termasuk ssopir yang terjepit badannya ,"
terang Novian.

saat maut menjemput


Senin (23/2), dua tragedi maut terjadi dua daerah berbeda. Yang pertama di Kota Serang, Bantan, dan yang kedua Kediri, Jawa Timur. Tragedi di Banten terjadi pukul 14.15 WIB yang menewaskan satu pelajar SMPN 1 Curug dan mencederai satu siswa lagi. Korban meninggal adalah Suci Fadilah (14) dan korban luka adalah Siti Hindun (15). Korban tewas saat berboncengan (menggunakan Honda Vario) dengan Siti Hindun mau memfotocopi tugas dari sekolah mereka di depan Gedung DPRD BAnten di Jalan Syeikh Nawawi, Curug, Kota Serang. Saat di tengah perjalanan itu, tiba-tiba bus Asli Prima dari belakang menabrak kendaraan yang ditumpangi korban hingga terseret puluhan meter dari jalan raya. Korban tewas di lokasi kejadian sementara Siti Hindun saat dibawa ke rumah sakit umum daerah Serang dalam keadaan kritis. Massa yang kesal, membakar bus Arimbi. Beruntung para penumpangnya sudah keluar duluan sebelum terpanggang di bara api. Sementara tragedi kedua terjadi di Kediri, Jawa Timur. Kereta api menabrak kendaraan sarat penumpang dan menewaskan tujuh korban tewas, yang kesemuanya adalah penumpang bus. Sungguh tragis memang maut di Senin siang itu. Tapi itulah kejadiannya yang seharusnya membuat kesadaran baru kita tentang keselamatan berkendaraan di jalanan. — Maut, rezeki, jodoh, memang rahasia Allah SWT, yang maha perkasa. Sebagai manusia kita hanya menjalani hidup di muka bumi dengan pasrah (Islam). Namun demikian, pasrah bukan berarti kita tidak bisa berikhtiar. Pasrah dalam pandangan Islam adalah kepasrahan yang tetap rasional dan butuh kerja keras serta perjuangan. Dalam konteks itulah sebenarnya, sekalipun maut dapat kita hindari meski tetap kuasanya ada di tangan Allah. Salah satu ikhtiar untuk menghindari maut, misalnya, saat berkendaraan di jalanan kita harus menaati rambu lalu lintas dan mengenakan helm keselamatan (bagi pengendara motor). Menjaga keselamatan diri dan keluarga juga salah satu spirit Islam. Kita tidak boleh memasrahkan diri dengan tidak melakukan apa-apa. Sekali lagi, jaga keselamatan diri dengan berbagai upaya yang memungkinkan kita terhindar dari kejadian maut yang berakibat fata. Korban tewas Suci Fadilah (14) dan korban luka Siti Hindun, kecelakaan maut di Serang, saat mengendarai motor memang tidak menggunakan helm dan jaket tebal. Padahal, bila keduanya memakai helm, jaket pengaman, mungkin ceritanya akan berbeda dengan saat kejadian itu. Begitu juga sebaliknya. Bila sopir bus Asli Prima, Ujang MT, tidak membawa kendaraannya ugal-ugalan, mungkin cerita juga akan berbalik. Menurut keterangan warga sekitar lokasi, laju kendaraan yang dikendarai oleh sopir bus memang dalam keadaan ngebut. Padahal kalau sang sopir bus dapat menahan emosi dan tidak ngebut, sekali lagi cerita akan berbeda. Tidak kalah berbeda juga bila sopir angkutan umum dan masinis kereta api dapat menaati rambu lalu lintas masing-masing, kecelakan maut di Kediri saya yakin juga dapat dihindari. Upaya-upaya ihtiar itu yang tidak ada dalam dua peristiwa mengenaskan tersebut. Nah, itulah yang saya maksud bahwa maut sebenarnya dapat dihindari semaksimal mungkin dengan upaya keras. Namun demikian, tetap apa pun keputusannya tetap ada pada keputusan Allah SWT. Kita hanya berusaha, dan Allah jua yang menentukan. Itulah yang saya pahami sebagai ihtiar hidup yang selaras dengan kehendak Sang Pencipta. Tidak ada yang dapat dihindari bila Sang Pencipta sudah berkehendak. Serang, 24/2/2009. Pukul 10.00 WIB

jangan permalukan korps polri


Caption: Ruang tahanan Mapolres Semarang Selatan ini tempat korban SR diperkosa oleh anggota Polisi yang jaga Briptu SP. Foto tio


Polisi Perkosa Tahanan Di Dalam Sel


SEMARANG--- Korp Kepolisian Republik Indonesia (Polri) kembali tercoreng oleh ulah oknum anggotanya. Kali ini seorang anggota Polres Semarang Selatan, Briptu SP memperkosa salah seorang tersangka di ruang tahanan tempat dia bertugas. Pelaku memperkosa di dalam tahanan tempat, SR (26) warga Susukan, Ungaran dipenjarakan dalam kasus penganiayaan. Korban kemudian melaporkan kasus perkosaan tersebut, Jumat (7/3) pukul 10.00 kepada atasan pelaku. Begitu mendapatkan laporan Briptu SP anggota Samapta yang mendapatkan tugas di bagian penjagaan itupun dijebloskan ke tahanan. 


Sumber koran ini di Mapolres Semarang Selatan menyebutkan, kasus perkosan tersebut dilakukan pelaku, Jumat (7/3) pukul 03.30. Saat itu pelaku yang mendapatkan jatah jaga markas termasuk tahanan masuk ke dalam sel tempat SR di tahan bersama sejumlah tahan perempuan lainnya. Kebetulan ada 3 orang tahanan perempuan lainnya yang berada satu sel dengan korban. 


"Memang ada kasusnya, tapi jangan minta komentar saya Mas, Kapolres saja," ujar salah seorang perwira di Polres Semarang Selatan yang keberatan namanya disebut dalam koran dengan alasan takut dimarahi atasan.  


Diduga ketika itu pelaku memaksa koran untuk bersetubuh di sel lainnya yang kosong. Korban tidak bisa berbuat banyak karena dipaksa melayani nafsu bejat pelaku. Usai melampiaskan nafsunya pelaku kemudian keluar dan tiduran di ruang jaga tahanan. Ulah pelaku yang memperkosa korban diketahui oleh teman-teman korban di dalam sel hingga akhirnya tercium oleh anggota Polisi lainnya. 


Keesokan paginya sekitar pukul 10.00, korban yang masih nampak syok itu kemudian melaporkan kasus perkosaan tersebut. Polisi langsung menindaklanjuti dengan meminta keterangan terhadap korban dan pelaku. Bahkan saat itu juga pelaku yang tinggal di Perum Bumi Srondol Indah Semarang langsung dijebloskan ke dalam tahanan Mapolres Semarang Selatan. 


Kapolres Semarang Selatan AKBP Imran Yunus keberatan untuk memberikan keterangan terkait kasus tersebut. "Minta keterangan kepada kapolwiltabes saja," ujarnya singkat.  


Ketika mencoba konfirmasi kepada Kapolwiltabes Semarang Kombes Masjhudi, melalui ponselnya diterima oleh istrinya. "Mas, ini HP bapak ketinggalan di rumah, Bapak pergi sama teman tidak tahu kapan pulangnya," ujar seorang wanita yang menyebut sebagai istri dari Masjhudi itu. Kabid Humas Polda Jateng Kombes Syahroni ketika dihubungi juga tidak menjawab. 


Ujar sumber di Mapolres Semarang Selatan mengatakan dalam laporan korban disebutkan pasal yang diterapkan adalah pasal 285 KUHP tentang perkosaan. "Pasalnya perkosaan," ujar seorang polisi sembari menunjukan sebuah berkas kasus tersebut. 


Untuk diketahui SR ditangkap anggota Polres Semarang Selatan, Jumat (25/1) lalu dalam kasus penganiayaan terhadap Asiyah (35). Penganiayaan itu terjadi di rumah kontrakan suaminya di Perum P4A Pudak Payung Semarang. Kebetulan Asiyah dan suaminya sedang dalam proses cerai. Sedangkan suaminya tinggal bersama WIL-nya yaitu SR. Ketika Asiyah datang ke kontakan suaminya untuk meminta uang sekolah anaknya bertemu dengan SR. Saat itulah SR menghajar Asiyah dengan ember cat hingga korban terluka di kepalanya.

maju terus POLRI

Bripda Widya Chandra dipecat sebagai anggota polisi. Para perwira saat mengikuti upacara pemecatan. foto: tah




--Masih Buron, Terlibat Kasus Penipuan dan Penggelapan (sub)

 SEMARANG - Aparat kepolisian bertindak tegas terhadap anggotanya yang berbuat tindak pidana, atau melakukan pelanggaran. Tindakan tegas itu seperti dilakukan jajaran Polres Semarang Barat. Rabu (26/3) pagi, para perwira dan anggota di lingkungan Polres Semarang Barat menggelar upacara pemberhentian tidak hormat (PTDH) alias pemecatan terhadap Bripda Widya Candra yang bertugas di Bag Ops Polres Semarang Barat.

Alasan utama pemecatan itu lantaran Bripda Widya Chandra dianggap tidak bisa lagi dipertahankan sebagai anggota polisi. Selain itu, telah melakukan sejumlah pelanggaran berat dan mencoreng nama baik Polri. Widya Chandra selama tiga bulan disersi, serta terlibat beberapa kasus penipuan.

Diantaranya menjadi calo penerimaan calon bintara Polri. Seorang korban sempat melapor ke Polresta Semarang Barat, 8 September 2007 lalu, yang mengaku ditipu oknum polisi hingga tekor Rp 97,5 juta. Widya juga pernah melakukan penipuan rental mobil di daerah Semarang Barat hingga rugi Rp 6 juta.

Kasus lainnya, Widya Chandra juga pernah meminta uang Rp 1,6 juta dengan alasan untuk mengurus penangguhan tahanan kepada keluarga salah satu tersangka yang sedang terlilit kasus. Aksi penipuan Widya Chandra tidak hanya dilakukan terhadap warga sipil, sesama anggota Polri pun jug ia lakukan. Namun, untuk kasus dugaan penipuan dan penggelapan belum disidik jajaran Reskrim karena Widya masih buron.

Namun persidangan kode etik profesi telah dilakukan Komisi Sidang Profesi, dan menjatuhkan hukuman penjara selama 27 hari. Selain itu, Widya Chandra juga diberi sanksi penundaan pangkat selama dua periode. Namun, hukuman itu bukannya menjadikan dia jera, tapi sebaliknya justru berbuat tindak pidana dengan melakukan aksi penipuan dan penggelapan.

Berdasarkan keputusan hasil sidang dan merujuk SKEP Kapolda No 213/II/2008, Bripda Widya akhirnya dipecat tidak hormat terhitung per 1 April 2008. Namun, saat dilakukan upacara pemecatan di halaman Mapolres Semarang Barat dipimpin Wakapolresta Kompol Soegiman, Widya tidak bisa dihadirkan karena masih jadi buronan. 

Meski demikian, aparat Reskrim Polres Semarang Barat terus memburu keberadaan Bripda Widya Chandra yang saat ini sudah menjadi warga sipil. Pihak kepolisian akan bertindak tegas, melakukan penyidikan seperti aturan yang berlaku. 

Untuk itu, Polres Semarang Barat berharap kerja sama dengan masyarakat bila mengetahui keberadaan Widya Chandra (sebagaimana dalam foto) supaya melaporkan ke kantor polisi terdekat. (tah)

polisi oh polisi


ajaran Polres Batu, berduka karena anggota Reskoba Briptu Erik Rangga, Selasa kemarin tewas. Korban menghembuskan nafas terakhir, setelah 10 hari menjalani perawatan lantaran kepalanya terluka akibat terjatuh dari motor saat memburu tersangka sabu, Wike warga Kota Batu. 

Menurut informasi, jatuhnya Erik dari Honda Vario 24 Januari lalu di Jalan Raya Desa Giripurno, Kecamatan Bumiaji, itu justru diserempat Wike yang saat itu mengendarai Suzuki Shogun. Dan sebelum jatuh, Erik sempat memegang baju pemuda yang diburunya.


Suasana menjelang pemberangkatan jenazah Briptu Erik Rangga dari RSSA Malang (sigit / malang post)

“ Saat pengejaran itu, Erik Rangga tidak sendirian. Melainkan bersama Briptu Wahyu. Begitu pria yang dicurigai membuang barang bukti, Wahyu berhenti mencari barang bukti sabu. Sedangkan Erik terus melakukan pengejaran dan sempat memegang baju pelaku,’’jelas Waka Polres Batu, Kompol Bambang Murdoko.


Dari catatat di kepolisian, Wike merupakan residivis dan saat diburu Erik, dia berniat transaksi sabu di kawasan Selecta. Karena kepergok polisi, dia pun kabur.“ Tahun 2000, Wike pernah ditangkap petugas Polwil Malang. Disusul setahun kemudian tertangkap lagi, lalu Tahun 2002 ditangkap petugas Reskoba Polresta Malang. Terakhir, pada awal tahun lalu Wike yang selain pemakai juga penjual sabu ini juga ditangkap Polda Jatim,’’jelas seorang anggota Polres Batu.

Jenazah korban yang sempat dibawa ke Kamar Mayat RSSA Malang, ini kemarin diserahkan kepada keluarganya di Lumajang. Kapolwil Malang Kombes Rusli Nasution, kemarin juga terlihat menunggui korban di RSSA. (sit/lyo) (Sigit Rohnad/malangpost)

keadilan bagi sopir bus

Hari selasa lalu saya kembali ditugaskan untuk mendampingi karyawan perusahaan yang diminta menjadi saksi dalam persidangan di Pengadilan Negeri Serang. Sebagai perusahaan jalan tol, seringkali petugas patroli kami diminta menjadi saksi dalam perkara kecelakaan lalu lintas, dari mulai tabrak lari sampai kecelakaan maut yang merenggut banyak korban.

 Saya baru menyadari bahwa kasus yang saat ini saya dampingi rupanya lain dari biasa. Ini adalah kasus bus maut yang secara tak terkendali menyebrang jalan ke arah yang berlawanan sehingga menabrak mobil carry dan sedan yang pada akhirnya merenggut korban jiwa sebanyak 12 orang. Peristiwa ini terjadi pasca Lebaran tahun 2007 lalu, korbannya diantaranya adalah dokter pemilik klinik dan anaknya yang masih kecil. Perkara ini menghadirkan sang supir sebagai terdakwa dengan dakwaan “karena lalainya mengakibatkan hilangnya nyawa orang lain”.

Walaupun di situ saya hanya mendampingi saksi dalam memberikan keterangan di depan sidang, namun saya menyimak dengan baik jalannya persidangan. Kecelakaan ini rupanya berawal dari patahnya tarot bus sehingga setir tidak bisa dikendalikan yang akhirnya bus menyebrang ke arah yang berlawanan, terbalik lalu menimpa dua mobil di hadapannya.

Saya semakin penasaran, keterangan-keterangan selanjutnya menunjukkan bahwa patahnya tarot adalah akibat tarot dan ball joint dalam bus tersebut sebelumnya hanya diikat dengan tali rapia. Dalam kata lain bus tersebut sudah tidak layak jalan! Keterangan dari saksi mekanik perusahaan pun seakan mengamini hal tersebut.

Pertanyaan yang terlintas di kepala saya mengapa hanya si supir yang diseret sebagai terdakwa dalam kasus tersebut? Setau saya dahulu kecelakaan ini sempat dikategorikan sebagai kecelakaan nasional oleh KNKT. Beberapa orang dari KNKT pun terlihat hadir dalam sidang hari itu.

Bus yang tidak layak jalan tetapi tetap dipaksa untuk beroperasi adalah tanggung jawab dari pemilik perusahaan bus, tapi sekali lagi mengapa hanya si supir yang ditarik sebagai terdakwa? Huh.. Saya benar-benar tak habis pikir.. Sampai kapan orang yang lemah terus dikorbankan di negara ini?

Yang sabar ya pak supir, dari mata bapak yang selalu berkaca-kaca selama persidangan saya tahu kok kalo bapak tidak sepenuhnya salah dalam kasus tersebut. Semoga Tuhan memberi hidayah kepada majelis hakim agar memberikan putusan yang terbaik bagi bapak.

raport polisi


SUNGGUH MENGAGETKAN membaca laporan Ombudsman Republik Indonesia di penghujung tahun 2008. Seperti tahun-tahun sebelumnya, Lembaga Kepolisian tetap menyabet predikat pertama sebagai pelayan publik terburuk. Laporan ini mengungkapkan bagaimana kinerja lembaga kepolisian yang sebenarnya. Dari kalkulasi Ombudsman, sebanyak 30,73 prosen laporan masyarakat terkait dengan buruknya kinerja kepolisian, disusul 28,43 prosen terkait dengan pemerintah daerah. 
Ketua Ombudsman Republik Indonesia, Antonius Sujata, melaporkan tahun 2008, lembaganya menerima 1.244 laporan dari masyarakat maupun hasil investigasi inisiatif Ombudsman. Laporan masyarakat yang dikirim lewat surat ada 523 buah, laporan langsung 461 buah, telepon 219 buah, internet 30 buah, dan inisiatif Ombudsman 11 buah.

Isi laporan yang disampaikan masyarakat meliputi banyak hal. Paling banyak adalah penundaan berlarut (41,62 prosen). Soal-soal lain yang dilaporkan meliputi tindakan sewenang-wenang (18,99 prosen), tidak menangani (12,93 prosen), bertinak tidak adil (11,72 prosen), penyimpangan prosedur (11,52 prosen), permintaan imbalan uang atau korupsi (7,27 prosen),tidak kompeten (6,06 prosen), melalaikan kewajiban (5,86 prosen), bertindak tidak layak (4,44 prosen), dan penyalahan wewenang (2,42 prosen), Lainnya soal keberpihakan nyata, persekongkolan, dan sebagainya.

Kenyataan di atas sungguh ironis, masih banyak masyarakat yang menjadi korban maladministrasi akibat lambatnya pelayanan yang diberikan oleh penyelenggara negara. Sialnya, lembaga Kepolisian yang seharusnya menjadi garda depan penegakan hukum justru mendapat anugrah sebagai lembaga berkinerja terburuk. Karena itu, hemat penulis kita memerlukan aturan mengenai standar pelayanan minimum di setiap instansi agar masyarakat dapat mengetahui bagaimana prosedur untuk permohonan pelayanan, berapa lama proses layanan yang dilakukan, berapa biayanya, serta bagaimana mengajukan keluhan atas pelayanan itu.

Hingga saat ini belum ada undang-undang yang mengatur pelayanan publik. Selama ini, peraturan yang dijadikan dasar adalah Surat Keputusan Men PAN No 63 Tahun 2003 jo SK No 24 Tahun 2004 dan SK No 26 Tahun 2006. Ketiga SK Men PAN tersebut berisi pedoman yang harus diikuti instansi penyelenggara pelayanan publik dengan memberikan pelayanan secara prima (efektif dan memuaskan). Dalam SK Men PAN memang telah ditentukan standar pelayanan publik yang meliputi kesederhanaan prosedur, ketepatan waktu, biaya, serta sarana dan prasarana. Namun, aturan tersebut tidak mengatur sanksi yang akan diterima oleh si pelanggar sehingga aturan ini tidak punya kekuatan memaksa.

Bagaimanapun mesti ada peraturan yang memungkinkan warga dapat mengetahui bagaimana pelaksanaan tugas dan kegiatan penyelenggaraan pelayanan publik, sejak dari proses kebijakan, perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan atau pengendalian. Semoga tahun 2009 ini kepolisian mau mengubah sikap dan kinerja mereka sehingga tidak meraih predikat pelayan publik terburuk lagi.

sekeluarga tewas

OMBANG(SINDO) – Kecelakaan maut menimpa satu keluarga asal Kab Pati, Jateng, kemarin. Empat anggota keluarga ini tewas setelah mini bus yang ditumpanginya tertabrak bus di perempatan Jalan Raya Mojoagung,Jombang. 

Tabrakan bermula saat mobil mini bus bermuatan 19 penumpang yang berjalan dari arah Madiun itu hendak berbelok ke arah selatan, menuju arah Kandangan, Kediri. Dari arah barat, mini bus dengan nopol B 7244 ST yang dikemudikan Juwari melaju pelan dan hendak berbelok ke kanan. 

Tiba-tiba, dari arah timur muncul bus Sumber Kencono nopol W 6450 FU dengan kecepatan tinggi.Tak pelak, dua kendaraan ini pun beradu. Brak, kecelakaan hebat pun tak dapat dihindarkan. Bus yang dikemudikan Sutopo, 46, warga Mojokerto itu menabrak lambung kiri mini bus hingga ringsek dan tergeser beberapa meter ke arah selatan. 

Kendati tak sampai terguling, 19 penumpang itu mengalami luka yang cukup parah. Bahkan,saking kerasnya tabrakan, dua penumpang mini bus Muhammad Jufri, 60, dan Rondi, 60, keduanya warga Desa Salak,Kec Gembong,Kab Pati, langsung tewas seketika dengan luka parah di bagian kepala dan kakinya.Luka parah juga dialami lima penumpang mini bus lainnya, yakni Maswan, 33, Sugimah, 50, Jumari, 47, Nurjanah, 32, serta sopir minibus, Sunardi,50. 

Beberapa warga yang mengetahui kecelakaan ini segera memberikan bantuan dan mengevakuasi korban dari dalam mobil. Tak lama berselang, petugas dari Mapolsek Mojoagung yang letaknya berdekatan dengan tempat kejadian perkara (TKP) turut memberikan bantuan dan mengirim para korban ke Rumah Sakit Daerah (RSD) Jombang. 

Untuk menghindari amukan massa,sopir bus yang diduga lalai ini langsung diamankan di polsek setempat. Akibat kejadian tersebut, lalu lintas di jalan raya itu sempat macet hingga satu jam.Kemacetan segera diatasi setelah petugas mengevakuasi dua kendaraan yang terlibat kecelakaan maut itu. Darmuji, 45, warga setempat yang menjadi saksi kecelakaan ini menuturkan, bus Sumber Kencono yang dikemudikan Sutopo ini memang terlihat melaju kencang dari arah timur. Ia menduga, rem bus blong sehingga sopir tak bisa menghindari mini bus yang ada di depannya. 

’’Memang lajunya kencang.Tanpa rem, bus langsung menabrak mini bus,’’ terang Darmuji. Di RSD Jombang,petugas medis di ruang unit gawat darurat (UGD) sempat kebingungan menangani banyaknya korban.Apalagi, beberapa di antaranya masih anak-anak. Dua korban yang mengalami luka berat, Nasfiah,37, dan Asmuji, 43, tak berhasil diselamatkan petugas medis. 

Luka di bagian kepala keduanya menyebabkan dua korban ini mengalami koma dan beberapa menit kemudian meninggal dunia. Dr Iwan Maftukin, salah satu dokter RSD Jombang yang menangani pasien massal mengungkapkan, dua korban yang meninggal lantaran mengalami luka yang cukup parah. 

Menurutnya, korban mengalami gegar otak yang fatal akibat benturan keras. ’’Demikian juga dengan dua korban meninggal sebelumnya. Sulit untuk menyelamatkan nyawa korban dengan kondisi yang parah itu,’’ tutur Iwan. 

Tandik Siroj, salah satu korban yang mengalami luka ringan menuturkan, rombongan keluarga ini hendak takziah ke salah satu saudaranya yang dirawat di Rumah Sakit Ploso Rejo,Malang.Menurutnya, salah satu saudaranya itu baru saja melahirkan dan harus kehilangan anak yang baru saja dilahirkan.’’ Maksud kami ingin takziah, tapi justru kejadian memilukan ini menggagalkannya,’’ kata Siroj yang terlihat masih shock. 

Dia sendiri mengaku telah menghubungi salah satu saudaranya yang ada di Pati atas kecelakaan yang menewaskan empat saudaranya itu. ’’Kabar sedih kembali didapati keluarga. Dan ini malah lebih banyak lagi yang meninggal,’’ katanya. Dia berharap, agar polisi bisa menguak siapa yang memicu terjadinya kecelakaan maut. ’’Yang jelas sopir kami sudah melaju lamban dan mengikuti lampu lalu lintas yang ada,’’ tegasnya. 

Kasatlantas Polres Jombang AKP Dodot mengaku telah mengamankan sopir bus, berikut dua kendaraan yang terlibat tabrakan maut ini.Menurutnya, polisi telah melakukan olah TKP dan selanjutnya akan menyelidiki lebih jauh kasus ini. 
’’Sementara sopir bus kita amankan. Dan kami akan menyelidiki lebih lanjut penyebab kecelakaan,’’ kata Dodot. Dia kemudian mengimbau kepada pengguna jalan di Jalan Raya Mojoagung itu.Pasalnya, di daerah ini memang rawan kecelakaan. (tritus julan)

lagi-lagi kematian yang datang

Bus Peziarah Masuk Jurang

Hidup,
Lima orang meninggal dan puluhan luka ringan dan berat dalam peristiwa kevelakaan yang menimpa peziarah dari Paroki Bintaran.
Duka atas tragedi kecelakaan yang menimpa siswa SMK Yapenda di Situbondo yang merenggut 54 jiwa belum lagi berakhir. Hari Minggu tanggal 26 Oktober 2003, seluruh umat Paroki St. Yusup, Bintaran, Yogyakarta, Keuskupan Agung Semarang merasakan duka yang mendalam. Rombongan peziarah dari Paroki St. Yusup Bintaran mengalami kecelakaan di Ponorogo.
Kurang lebih pukul 16.30 WIB bus yang ditumpangi rombongan peziarah masuk jurang sekitar kurang lebih 4 kilometer dari tempat peziarahan Sendang Waluya Jatiningsih, Ponorogo. Tidak hanya umat Paroki Bintaran khususnya lingkungan Brayat Minulya mengalami duka yang mendalam tetapi juga seluruh umat KAS. Hal ini diungkapkan Romo Jarot, Pr, Kepala Paroki Bintaran dalam pembukaan Ekaristi pemberkatan jenazah hari Senin (27/10) di Gereja Bintaran.
Korban yang meninggal dunia dalam kecelakaan tersebut 5 orang. Masing-masing, Yohanes Pulung Sujani (61 tahun), Maria Magdalena Sri Sugati (51), Catarina Heri Antini (51), Theresia Sumarsih Sukarman (58), dan Maria Yuliana Suhadiati (56 tahun). Korban luka-luka 21 orang termasuk sopir bus.
Jenazah korban meninggal dunia tiba di Yogyakarta (Rumah Sakit Panti Rapih) sekitar pukul 07.00, Senin (27/10), kemudian dirawat di rumah sakit tersebut. Sedangkan korban luka-luka dievakuasi dan dirawat di 3 rumah sakit: RSU Ponorogo, RS Aisyah Ponorogo dan RS Darmayu Ponorogo.
Kecelakaan ini terjadi diduga karena sopir kehilangan kendali atas kendaraan sebab medan yang dilalui cukup sulit dan penuh tikungan serta tanjakan yang curam.
Dalam kotbahnya, Pastor Yuventius Fusi N, selaku wakil dari Paroki Ponorogo mengucapkan belasungkawa sebesar-besarnya mewakili umat dan segenap pastor Paroki Ponorogo kepada umat Bintaran dan secara khusus kepada kekuarga korban. Tak lupa pula ia juga menghaturkan banyak terima kasih kepada rumah sakit yang membantu evakuasi korban kecelakaan, secara khusus pula kepada RS Aisyah yang telah merawat korban dengan amat baik. Warga setempat tanpa memikirkan soal agama bahu membahu memberi bantuan dalam evakuasi korban.
Pastor Yuventius menceritakan besarnya iman para korban yang tidak menjadi marah dan mengutuki Tuhan atas peristiwa tersebut. Para korban yang masih sadar dan mendapat luka yang tidak serius justru mengingatkan para imam untuk memberikan komuni dan perminyakan suci kepada korban yang menderita luka yang cukup serius. “Iman yang mendalam sangat jelas terungkap dalam peristiwa tersebut. Bagi kita teladan iman yang besar itu menjadi cermin yang nyata bagi kehidupan kita umat beriman, “ujarnya.
Ekaristi pemberkatan jenazah dipimpin Pastor Jaya Sewaya, Pr, Vikep DIY. Dalam konselebrasi tersebut ada 9 imam yang ikut dalam pemberkatan jenazah. Beberapa imam yang pernah bertugas di Paroki Bintaran hadir sebagai ungkapan belasungkawa yang mendalam. Pemberkatan ini juga dihadiri umat kurang lebih 2000 orang yang memadati seluruh areal gereja yang hanya dapat menampung 800 orang. Hal ini menampakkan duka yang mendalam yang dialami umat paroki ini.
Setelah ekaristi, pihak paroki menyerahkan janazah kepada pihak keluarga untuk disemayamkan di rumah duka dan selanjutnya akan dimakamkan di tempat peristirahatan terakhir sesuai kesepakatan pihak keluarga. 

Lima Orang Tewas, 18 Lainnya Luka-luka

Kompas,
Lima penumpang bus rombongan peziarah Paroki Bintaran, Yogyakarta, tewas dalam kecelakaan di Ponorogo, Jawa Timur, Minggu (26/10). Bus yang berisi 26 peziarah itu terbalik di Dusun Biting, Desa Suru, Kecamatan Sooko, Kabupaten Ponorogo, sekitar pukul 15.30.
Dalam kecelakaan itu tiga penumpang tewas seketika, sedangkan dua orang lainnya meninggal di rumah sakit. Tiga penumpang yang tewas di lokasi adalah Ny. Imam Santoso (45), Ny. Sukarman (52), dan Ny. Ninik (45). Dua penumpang lainnya, Ny. Sri Suyantini (40) dan Pulung Sujani (60), meninggal setelah tiba di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ponorogo.
Menurut keterangan yang diperoleh Kompas, sebanyak 18 penumpang lainnya yang menderita luka-luka kini dirawat di tiga rumah sakit, yakni RSUD Ponorogo, RS Darmayu dan RS Aisyah. Sebagian besar penumpang mengalami luka-luka di bagian kepala, di samping beberapa di antaranya patah kaki dan tangan.
Kejadian tragis itu menimpa mikrobus AB 9892 AA asal Yogyakarta yang dikemudikan Buang Harun Sucipto (61). Mikrobus tersebut terguling ketika melewati jalan menurun saat menuju arah Yogyakarta, setelah rombongan berziarah di Sendang Klepu, Sooko.
Rombongan yang berasak dari wilayah Taman Siswa, Mergangsan Kdul dan Nyutran, Yogyakarta, itu menggunakan dua bus, masing-masing berisi 25 dan 26 penumpang. Mereka adalah warga Lingkungan Brayat Minulya, Paroki Bintaran, Yogyakarta.
“Memang benar ada kecelakaan di Sooko. Sejauh ini kemi masih menyelidiki sebab-sebab kecelakaan. Malam ini bangkai bus saya perintahkan diderek”, ujar Kepala Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resort (Polres) Ponorogo, Ajun Komisaris Dolifar Manurung, Minggu malam.

Kirim tim
Paroki santo Yusuf, Bintaran, Minggu malam langsung mengirim tim yang dipimpin romo parokinya, Jarot Kusno Priono, Pr, untuk menjemput umatnya yang mengalami musibah kecelakaan di Pulung, Biting, Kabupaten Ponorogo.
Itu dilakukan setelah mereka mendapatkan informasi bahwa salah satu di antara dua bus yang ditumpangi umat Gereja Katolik (Paroki) Bintaran, Lingkungan Brayat Minulyo, masuk jurang. Lima penumpangnya tewas dan 18 lainnya luka-luka.
Joko, petugas Paroki Bintaran, semalam menjelaskan kepada Kompas, jenazah lima korban itu diperkirakan baru tiba di Yogyakarta Senin pagi ini. “Romo paroki sudah berangkat untuk menjemput korban, “ ujarnya.
Akan tetapi, dia tak bisa memastikan siapa saja yang tewas di antara anggota rombongan yang berziarah ke Ponorogo itu.
Para korban sampai tadi malam masih berada di RSUD Ponorogo. Menurut rencana, setibanya dari Ponorogo, jenazah kelima korban hari Senin ini akan disemayamkan di Gereja Santo Yusuf, Bintaran, sebelum dimakamkan. 



Kapolwil: Bus Tak Layak Jalan 

Surya,
Penyebab kecelakaan bus di Ponorogo yang merenggut lima korban rombongan dari Gereja Katolik Bintaran (GKB) Yogyakarta mulai terkuak.
Tim gabungan Polwil Madiun dan Polres Ponorogo menyimpulkan bahwa kondisi minibus mili PO Semeru Yogyakarta itu tidak layak jalan. Hal itu diungkapkan Kapolwil Madiun Kombes Edy Kusuma W, Senin (27/10). Orang nomor satu di jajaran Polwil Madiun itu mengatakan minibus yang kecelakaan tidak sesuai dengan keterangan dalam STNK dan surat uji kir.
Pada STNK dan uji kir tercatat bahwa bus bermesin Mazda. Namun kenyataannya bus bermesin Hyundai dengan keterangan Colt Diesel.
“Ini berarti bus itu tidak layak jalan. Namun kenyataannya, bus itu digunakan membawa rombongan dari Yogyakarta ke Ponorogo, “ ungkap Edy Kusuma kepada wartawan, Senin (27/10).
Dengan temuan itu, lanjut Edy, kesalahan dapat ditimpakan kepada sopir (Buang Harun Sucipto) dan pemilik bus. Buang kini sedang dirawat di Rumah Sakit Darmayu Ponorogo, sedangkan pengusaha bus masih berada di Yogyakarta.
“Baik sopir, maupun pemilik bus akan kami periksa. Mengapa bus yang tidak layak jalan masih dipakai dan disewakan, “ papar Edy.
Selain bus tidak layak jalan, kata Edy, bus mengalami kecelakaan karena rem blong. Saat meniti jalan yang menurun dan menukik tajam di kawasan hutan KPH Pulung, Ponorogo, sopir berusaha menganti gigi tiga ke gigi satu, namun gagal.
Selain itu, seperempat jalan di tempat kejadian dalam keadaan longsor. “Sebenarnya jalan ini sering dilewati wisatawan yang hendak ke sumber suci Bunda Maria. Tetapi, mengapa adanya tanah longsor hanya ditandai dengan patok bambu”, tanya Edy.
Saat Surya berada di lokasi kecelakaan kemarin siang, bus bernopol AB 9892 AA yang masuk jurang berkedalaman sekitar 5 meter telah berhasil diderek. Menderek minibus warna hijau tua itu, tim Derlaka (Derek Kecelakaan Lalu Lintas) Polres Madiun menemui kesulitan. Setelah berjerih payah sejak pukul 08.00 WIB, mereka baru berhasil mengangkat bus pada pukul 10.00 WIB.
Ratusan warga di sekitar kejadian berbondong-bondong menyaksikan lokasi musibah, 25 kilometer dari pusat kota. Lima jenazah korban sudah dibawa ke Yogyakarta dengan menggunakan ambulance milik RS Panti Rapih Yogyakarta, Senin (27/10) pukul 04.00 WIB dari RSUD Ponorogo.
Kelima korban adalah Ny. Imam Santosa, 45, Ny. Ninik, 35, Pulung Sujani, 60, Ny. Sukarman, 50 dan Ny. Sukayantini (bukan Ny. Marwoto, seperti diberitakan kemarin).
Data di RSUD, RS Aisyah dan RS Darmayu menyebutkan, selain lima korban tewas, tujuh korban lainnya luka berat dan sisanya luka ringan. Yang luka ringan sudah diperbolehkan pulang ke Yogyakarta, sedangkan tujuh korban luka berat masih dirawat di RS Ponorogo. Korban luka berat dirawat di RSUD (1), RS Aisyah (1) dan RS Darmayu (5).
“Saya masih menunggui calon suami yang terpaksa menjalani operasi. Saya sebenarnya bukan anggota GKB. Saya diajak calon mertua untuk ziarah ke Bunda Maria, Ponorogo, “ tutur Lani, kepada Surya di RS Darmayu. Lani mengaku bersyukur karena terhindar dari maut.

mengapa ini terjadi

Lumajang - Gara-gara SMS, seorang pelajar di Lumajang, Jawa Timur dijadikan bulan-bulanan oleh seorang anggota polisi yang dinas di Polres Lumajang. Pasalnya, korban korban mengirim SMS itu ke seorang teman wanita yang menjadi pacar oknum polisi itu.

Faradilah (17), siswa kelas 3 jurusan IPS SMAN 3 itu mengirim SMS ke teman perempuanya bernama Cindy, seorang pelajar di SMAN 1. Mungkin karena terbakar api cemburu, oknum polisi berinisial IR mendatangi korban di sekolahnya dan langsung memberikan bogem mentah hingga berkali-kali pada, Kamis 30 Oktober kemarin.

Tidak terima mendapat perlakuan itu, korban bersama kerabatnya melaporkan tindakan kekerasan yang dilakukan IR ke Provost Mapolres Lumajang, Jumat (31/10/2008).

Dari pengakuan Faradilah, oknum polisi itu mendatanginya di sekolahnya. Tanpa banyak kata, dia kemudian ditempeleng. Tidak cukup disitu, sesampai di tempat kost korban kembali didatangi IR bersama seorang rekannya yang juga anggota polisi.

“Sampean ngerti aku iki sopo (Anda tahu siapa saya ini),” tutur Faradilah saat menirukan uncapan IR di ruangan Provost.

Aksi pemukulan yang dilakukan IR dan temanya, menurut Faradilah disaksikan teman dan ibu kostnya. Bahkan tambah Faradilah, dirinya usai dihajar kemudian diborgol dan dibawa ke GOR (Gedung Olah Raga) Wira Bhakti Lumajang.

“Di sana saya dihajar seperti hewan pak. Saya disiksa,” ujar Faradilah.

Iswanto, kerabat korban sangat menyesalkan tindakan oknum polisi yang main hakim sendiri hanya karena sebuah SMS. “SMS-nya hanya tanya kabar kok,” ucapnya.

Sayangnya, Kapolres Lumajang AKBP Mudjiono enggan memberikan keterangan saat akan dikonfirmasi masalah penganiayaan ini oleh sejumlah wartawan. Bahkan kapolres menutup rapat-rapat ruanganya.

“Kapolres belum mau menemui wartawan.” ungkap salah satu ajudan Kapolres.

wajah baru polisi

akarta - Polisi Indonesia tercoreng oleh aksi tak terpuji salah satu anggotanya. Kali ini, video yang menampilkan seorang anggota polisi beradegan mesum mendunia di YouTube. Polisi beneran atau gadungan?

'Aktor' berseragam lengkap layaknya seorang polisi yang hendak bertugas tersebut terlibat aksi tak senonoh dengan seorang wanita yang mengenakan kaos putih di sebuah ruangan.

Memang, adegan yang ditampilkan masih menggambarkan keduanya dengan busana lengkap. Namun jika melihat gerak tubuh yang mereka sajikan, tetap saja tak pantas untuk diketahui publik. Apalagi lewat situs berbagi video yang dapat diakses oleh pengguna internet di seluruh dunia. 

Aksi panas keduanya 'diabadikan' dalam video yang berdurasi 2,42 menit. Diketahui dari keterangan di YouTube, si pelaku meng-upload video tersebut sejak 6 hari lalu.

Namun ketika detikINET mengunjungi video tersebut pada Kamis pagi (5/6/2008) belum banyak penonton yang menyaksikan video ini, hanya baru ditonton 208 kali dan belum mendapatkan komentar satu pun.

Bisa jadi, pemain dalam video tersebut bukanlah polisi betulan. Ia mungkin saja hanya mengenakan seragam lengkap layaknya polisi untuk mencemarkan nama baik kepolisian tanah air. Apa iya?

Selama Dua Bulan, 1.462 Polisi Nakal Ditindak


BERPERAN sebagai penegak hukum tidak secara otomatis membuat personel polri bersih dari tindak pidana, penyalahgunaan wewenang, dan pelanggaran disiplin. Terbukti dalam kurun waktu dua bulan, 1.462 polisi nakal telah dijatuhi hukuman beragam. 

Berdasarkan data Mabes Polri dalam Operasi Bersih yang digelar mulai 1 November hingga 31 Desember 2008 terjaring 1.462 anggota yang melakukan pelanggaran. Mereka telah terbukti melakukan tindak pidana, penyalahgunaan wewenang, pungutan liar, dan pelanggaran disiplin. 

"Mereka telah mendapatkan tindakan tegas sesuai dengan tingkat pelanggarannya," ujar Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Dahuri dalam rapat dengar pendapat di hadapan anggota Komisi III DPR di Gedung DPR, Jakarta, Senin (9/2/2009). 

Dari jumlah tersebut, 232 di antaranya adalah kasus penyalahgunaan wewenang, pungli 753 kasus, tindak pidana 37 kasus, dan pelanggaran disiplin 440 kasus. Sedangkan dari 1.462 anggota yang melakukan pelanggaran, 48 orang adalah perwira menengah, 183 perwira pertama, 1.198 bintara, dan PNS 33 orang. 

Sanksi tegas yang dimaksud Kapolri BHD sifatnya beragam. Mulai dari sekadar teguran kepada 565 personel, penyerahan 897 anggota kepada Ankum, hingga mutasi yang bersifat demosi terhadap 4 Kapoltabes yang diduga terkait dengan kasus perjudian dan illegal logging. 

"Termasuk pemberhentian dengan tidak hormat terhadap beberapa perwira, bintara, dan PNS yang diduga terlibat kasus narkoba," pungkasnya.

Bus Peziarah Terbalik di sumbermanjing wetan Malang

Berita Malang (radar malang) -Bus pariwisata dari PO Baruna AB 2760 CE, kemarin pukul 07.00 mengalami kecelakaan dan terbalik di KM 37-38 Gunung Pletes, Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Diduga, kecelakaan karena rem bus blong dan sopir tidak bisa mengendalikan laju kendaraan.

Peristiwa kecelakaan itu menimpa rombongan dari Dusun Sidomulyo, Desa Tambakasri, Sumbermanjing Wetan. Rombongan berjumlah 23 orang itu sediannya akan menuju ke wali lima. Sejak pagi hari mereka sudah menyiapkan diri untuk perjalanan jauh.

Setelah bus yang dikemudikan Wiono, 42, warga Jl Teratai Kota Batu datang, warga pun langsung naik bus. Sebelum berangkat Wiono bersama keneknya Nurul, 40, memeriksa kondisi bus. “Sebelum berangkat semuanya kami periksa. Mulai ban hingga mesin bus kami periksa,” kata Nurul saat ditemui kemarin.

Tidak lama setelah penumpang naik, Wiono pun menjalankan bus yang ia kemudikan. Saat melintasi kawasan Sumbermanjing Wetan, Wiono memacu kendaraannya tidak begitu kencang. Mengingat badan jalan sangat sempit dan berkelok. Kondisi badan bus sangat besar harus membuat Wiono ekstra hati-hati.

Tiga puluh menit lamanya bus melaju dengan kecepatan sedang. Wiono tidak merasakan masalah pada bus. Sesampainya di kawasan Gunung Pletes, Wiono semakin hati-hati mengemudikan bus. Selain badan jalan sangat sempit, sisi kiri ada tebing dan sisi kanan jurang. Karena itu Wiono berupaya sangat hati-hati.

Sebelum tikungan leter S turunan tajam Gunung Pletes, Wiono baru merasakan ada masalah pada rem. Beberapa kali Wiono berupaya mengurangi kecepatan dengan melakukan pengereman. Namun kecepatan bus semakin bertambah. Karena itu Wiono berupaya mengingatkan Nurul keneknya agar waspada. “Sopir sempat mengatakan rem ada masalah,” kata Nurul.

Karena kondisi tikungan leter S sudah dekat, Wiono pun berupaya menahan bus tetap melaju lurus ke depan. Tujuannya menghindari bus terjatuh ke dalam jurang sedalam 100 meter. Karena itu, gundukan tanah yang terdapat batu kapur diterjang bus. Akibatnya roda depan bus terangkat dan jatuh di antara gundukan batu kapur setinggi 5 meter.

Setelah berhenti di atas gundukan, bus terguling ke kanan dan terbalik. Setelah bus berhenti, para penumpangnya berhamburan keluar. Tidak ada yang mengalami luka serius. Sebagian besar mengalami luka lecet pada kaki dan tangannya. “Setelah kejadian itu, mereka langsung kembali ke rumah,” kata Kaposlantas Turen Aiptu Susianto kemarin.

Dari hasil olah TKP yang dilakukan Pos Lantas Turen, penyebab kecelakaan akibat rem blong. Namun polisi masih berupaya menggali keterangan dari sopir bus. Mengingat Wiono masih belum bisa dimintai keterangan oleh polisi. “Saya belum bertemu sopirnya. Dia masih laporan ke juragannya,” kata Susianto. (bb/war)

Kecelakaan di Pantura, 8 Tewas, 5 Luka

Jakarta – Delapan orang tewas dan lima luka-luka menyusul tabrakan Perusahaan Otobus (PO) Puspa Jaya jurusan Yogyakarta–Lampung dan Mitsubishi Colt L-300 d jalur Pantura Subang, Jumat (26/9) dini hari pukul 02.30 WIB.

Kejadiannya tepat di Jalan Ahmad Yani Kampung Marga Mulya Desa Ciasem Jirang Kecamatan Ciasem Kabupaten Subang.
Kepala Urusan Humas PT Jasa Raharja, HA Nasir Hakam yang tengah berada dalam rombongan pemantau arus mudik Lebaran di Jalan Tol Cikopo ketika dihubungi SH melalui telepon genggamnya, Jumat siang ini, membenarkan kecelakaan di jalur Pantura Subang pada Jumat dini hari tadi yang mengakibatkan delapan orang tewas dan lima lainnya luka-luka.
Dia menyebutkan, korban tewas dalam kecelakaan itu yakni Saay binti Casdam, Casdam, Waidah, Darsim, Darini, Junengsih, Suherman dan Tami. Sedangkan korban luka parah yakni M Komarudin, Kohar, Eha Siti Julaeha, Carwita, dan Aprilia. 
Kejadian ini menambah deretan jumlah korban kecelakaan lalu lintas memasuki arus mudik Lebaran 2008. Sebelumnya sepanjang Kamis (25/9) sore terjadi dua kecelakaan lalu lintas. Pertama, di Jalan Tol Jakarta–Cikampek mengakibatkan dua tewas. Kedua, di jalur Pantura Baros, Kota Pekalongan, Jawa Tengah mengakibatkan dua korban mengalami kritis dan seorang lainnya mengalami luka ringan.
“Kami mendapatkan laporan itu. Kami segera menyiapkan santunan bagi keluarga korban meninggal sebesar Rp 25 juta, sedangkan korban luka akan mendapat Rp 10 juta dan Rp 25 juta bagi yang mengalami cacat fisik,” kata Nasir.
Dia menyebutkan para korban tewas dibawa ke Rumah Sakit (RS) Sanghiang Seri Ciasem Subang, sedangkan korban luka dilarikan ke Rumah Sakit Ciereng Subang. ”Kami sedang mendata korban tewas dan luka parah itu,” tuturnya. 

Keterangan yang diperoleh SH menyebutkan, kecelakaan antara PO Puspa Jaya dengan nomor polisi BE-3093-W dengan Mitsubishi bernomor polisi T-8608-TG terjadi pukul 02.30 WIB. Ketika itu PO Puspa Jaya melaju dari arah Cirebon menuju Jakarta. Saat melintas di lokasi, PO Puspa Jaya tersebut terlihat oleng dan menabrak median jalan setelah itu bus meluncur ke arah kanan. Dari arah berlawanan Mitsubishi L-300 meluncur ke arah Cirebon sehingga tabrakan pun tak terelakkan. 
Mitsubishi L-300 sempat terdorong ke belakang sementara bus Puspa Jaya lalu menghantam tiang listrik dan berhenti setelah menabrak tembok sebuah bengkel yang tidak jauh dari lokasi kejadian.
Para korban tewas dan luka itu merupakan penumpang mobil Mitsubishi Colt L-300 warga Desa Bojong Keding Kecamatan Tambak Dalam Kabupaten Subang. Mereka merupakan rombongan yang baru pulang dari menengok keluarganya yang sakit di daerah Karawang.
Sementara itu, sopir PO Puspa Jaya dilaporkan kabur setelah kecelakaan terjadi. Kapolres Subang Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Sugiono, Jumat pagi ini, membenarkan kaburnya sopir bus Puspa Jaya itu. ”Sopir PO Puspa Jaya masih buron. Kami sedang mengejarnya. Untuk mengetahui identitas sang sopir kami akan koordinasi dengan PO Puspa Jaya di Lampung,” katanya singkat.
Kecelakaan Lain
Sebelumnya juga telah terjadi kecelakan lalu lintas di ruas tol Jakarta-Cikampek KM 54.600/B (dari Cikampek menuju Jakarta), tepatnya di Kampung Gintungkebun, Desa Gintungkerta, Kecamatan Klari, Kabupaten Karawang, Kamis sekitar pukul 16.30 WIB. Dua orang meninggal dunia dan dua lainnya mengalami luka-luka dalam kecelakaan lalu lintas itu.
Kecelakaan terjadi ketika kendaraan Mitsubishi boks bernomor polisi D-8225-SD yang dikemudikan Darwan (41), warga Jalan Baros RT 01/04, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi melintas di ruas tol Jakarta-Cikampek KM 54.600/B oleng ke kanan hingga menyeberang ke jalur berlawanan. 
Pada saat yang bersamaan, dari arah berlawanan melintas sebuah truk trailer bernomor polisi B-9814-MM sehingga terjadi kecelakaan. Korban yang meninggal dunia akibat kecelakaan itu ialah Darwan dan kondektur kendaraan Mitsubishi, Wahyu (41), warga Hujung Kulon RT 1 RW 5, Kelurahan Utama, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi. 
Korban yang luka-luka ialah Uci Sanusi (24), warga Jalan Rawa Bebek RT 3 RW 14, Kelurahan Penjaringan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, dan Sunar (41), Kampung Gangsa RT 07/03, Kelurahan Pasirampo, Tangerang. Korban meninggal dunia dan luka-luka itu selanjutnya dibawa ke Rumah Sakit Cito, Karawang. 
Sementara itu, kecelakaan tunggal hingga mengakibatkan satu orang meninggal dunia juga terjadi pada Kamis, sekitar pukul 14.45 WIB, di ruas tol Jakarta-Cikampek KM 56.-700/A (dari Jakarta menuju Cikampek), tepatnya di Kampung Gintungsalam, Desa Gintung Kerta, Kecamatan Klari, Karawang, yakni kendaraan Isuzu Panther bernomor polisi B-9820-IL. 
Kecelakaan tersebut terjadi akibat kendaraan mengalami kempes ban bagian belakang sebelah kiri, hingga terbalik. Korban meninggal dunia dari kecelakaan tunggal itu ialah Fredy Jhony Werat. Korban selanjutnya dibawa ke Rumah Sakit Efarina Etaham, Purwakarta. Dua korban yang saat ini dalam kondisi kritis itu adalah Dwi Haryono (38) dan Kusman (37), warga Pulo Gadung, Jakarta dan sopir truk, Ghofur (42). (ant) 
  
 

fakta di lapangan dan data

Berita Malang (radar malang) - Tercium aroma alkohol -Dugaan penyebab kecelakaan maut yang merenggut nyawa sembilan mahasiswa di Jalan panglima Sudirman, Kota Batu, Kamis (16/4) dini hari tak hanya disebabkan faktor ban makin terbuka. Kasat Reskrim Polres Batu Decky Hermansyah mengungkapkan, petugas mencium aroma alkohol dalam mobil maut Dauhatsu Taruna sesaat setelah menabrak pohon.

Namun siapa di antara sembilan korban yang mengonsumsi alkohol, polisi masih akan membuktikan secara medis. Salah satu caranya melalui tes darah sembilan korban yang hasilnya belum keluar hingga sore kemarin. “Berbau iya. Tapi siapa yang minum, kami tidak bisa tahu tanpa hasil laboratorium,” katanya.

Seperti diberitakan sebelumnya, sembilan mahasiswa dari sejumlah perguruan tinggi di Malang tewas setelah mobil Daihatsu Taruna F500 RVT Nopol DK 1070 XB yang mereka tumpangi menabrak pohon di Jalan Panglima Sudirman Kota Batu, usai bersantai dan pesta di Wisata Payung dan vila di Songgoriti. Para korban tewas seketika di TKP (tempat kejadian perkara). Dugaan sementara, kecelakaan itu akibat ban depan kiri pecah. Sedang dugaan pengemudi dalam kondisi mabuk masih diselidiki polisi dengan mengambil sampel darah korban.

Apakah ada tindak pidana lain selain kasus kecelakaan itu? Decky mengatakan, hingga saat ini tidak ditemukan dalam proses penyelidikan. Meninggalnya sembilan orang itu murni karena kecelakaan tunggal. Yakni menabrak pohon dengan kecepatan tinggi. “Kalau merunut kronologisnya, tidak ada pidana lain selain kelalaian yang dilakukan pengemudinya,” kata mantan Kanit Tekab Polresta Malang ini.

Sementara, Polres Batu menetapkan Anang Kasin, 30, pengemudi Taruna maut sebagai tersangka. Warga Jalan Kapten Japa 75 Denpasar ini terbukti melakukan tindak pidana 359 KUHP. Yakni melakukan kelalaian yang menyebabkan orang lain meninggal dunia. Anang sekaligus adalah pemilik mobil, Kamis (16/4) dini hari. Karena tersangka ikut meninggal dalam peristiwa itu, maka kasusnya langsung ditutup (SP3).

“Lepas dari penyebabnya apa, yang pasti pengemudinya menjadi tersangka. Orang lain yang meninggal itu adalah delapan temannya sendiri,” ungkap Kasat Lantas Polres Batu AKP Budi Idayati, kemarin.

Menurut Budi, dari penyelidikan yang dilakukan, kecelakaan itu murni karena pengemudi yang loss control (kehilangan kendali) terhadap kendaraannya. Penyebab hilangnya kendali itu, sementara disimpulkan karena ban kiri belakang pecah. Dalam kondisi melaju dengan kecepatan tinggi (antara 90-100 kilometer per jam), ban yang pecah itu menyebabkan mobil oleng ke kiri. Mobil itu sempat naik ke trotoar, lalu menabrak pohon hingga terbelah separo.

Penyebab ban pecah, kata mantan Kasat Narkoba Polresta Malang ini, kemungkinan karena mobil kelebihan muatan. Seharusnya hanya berisi enam orang, diisi dengan sembilan orang. Selain itu, kemungkinan saat melaju kencang, ban berjenis tubles itu tergesek oleh aspal yang mengelupas. Sehingga pecah. Apalagi, ban yang pecah sudah tipis karena buatan tahun 2000. “Kami temukan aspal yang mengelupas di arah Barat TKP. Pas setelah jalan yang menurun,” ungkap Budi.

Terpisah, UPT Dinas LLAJ Malang kemarin meninjau TKP. Tim yang diketuai Hari Suprapto itu melihat dari dekat bekas lokasi kecelakaan. Pihaknya ingin memastikan apakah kondisi jalan yang menyebabkan mobil berpenumpang sembilan orang itu kecelakaan. Selain TKP, tim juga melihat langsung bodi mobil yang ringsek. “Belum ada kesimpulan,” kata Hari.

Proposal Meme Ditolak

Sementara, suasana duka masih menyelimuti tempat kuliah para korban. Di jurusan ilmu komunikasi FISIP UMM, kasus kecelakaan maut itu masih menjadi perbincangan hangat. Salah satunya membicarakan Meutia Sony Agustin (Meme), mahasiswa semester VIII FISIP yang memilih konsentrasi audio visual (AV). “Saya tahu, tapi tidak kenal,” ujar seorang mahasiswa.

Teman sekelas Meme, sebut saja Ri, mengatakan, sebelum kejadian ia sempat diminta mengantar Meme pulang ke kosnya, Rabu (15/4) pukul 16.00. Saat itu Ri dan Meme baru selesai mengikuti seminar judul skripsi yang dibimbing Joko Susilo, dosen FISIP. “Tapi proposal Meme ditolak, sedang punyaku diterima,” ujar Ri, lirih.

Menurut Ri, proposal skripsi Meme berjudul Citra Perempuan dalam Iklan Pond’s, Sebuah Analisi Semiotik. Tapi sayang, proposal tersebut masih belum diterima.

Ri sendiri menilai wajar pengajuan proposal itu ditolak. Karena dosen pembimbing masih memberi kesempatan untuk merevisi dan bisa diajukan lagi. Keluar dari ruang seminar, kenang Ri, Meme terlihat sedih, lalu minta diantar pulang. “Sejak itu saya tak ketemu lagi, baru kemarin saya dengar kabar dia meninggal kecelakaan,” ujar Ri.

Selama di perkuliahan Meme adalah anak periang. Soal pencalegannya di Partai Republikan, Meme tidak pernah menceritakan soal pencalegan tersebut. Teman-temannya baru tahu jika dia caleg setelah membaca Jawa Pos.

Sementara, salah satu teman kuliah Imron Rosadi, Durotul Falahah, mahasiswi semester IV jurusan Matematika UMM, mengatakan, selama kuliah Imron termasuk anak yang supel dan mengasyikkan. “Terakhir kami ketemu, dia bilang ingin kuliah dengan baik dan bisa cepat menyelesaikan,” ujar Durotul. Dia pun mengaku kaget mendengar teman yang pernah satu kelas itu dikabarkan meninggal dalam kecelakaan maut di Batu.

Kampus UMM sendiri kemarin juga menggelar salat gaib usai Salat Jumat. Selain itu juga mengadakan doa sebelum pelaksanaan kuliah dimulai. “Bagaimana pun mereka adalah mahasiswa kami yang beragama Islam, mereka berhak didoakan,” ujar Nasrullah, kahumas UM, yang ditemui di ruangannya kemarin. (yos/lid/war)

51 jenazah tiba

Jenazah Korban Kecelakaan Maut Tiba di SMK Yapemda

Yogyakarta, Sabtu

Iring-iringan mobil yang mengangkut jenazah korban kecelakaan maut di Situbondo, Jawa Timur, Rabu (9/10) malam, sudah tiba di lapangan depan SMK Yapemda Sleman, D.I Yogyakarta (DIY), Sabtu dini hari sekitar pukul 05.15 wib.

Iring-iringan mobil itu terdiri atas 54 mobil pengangkut jenazah, enam mobil cadangan, lima mobil patwal, lima mobil polisi, dan lima mobil rombongan keluarga korban itu telah memasuki lapangan di depan SMK Yapemda dan mulai berjajar untuk mengikuti upacara serah terima jenazah.

Sejumlah pejabat tampak hadir di lokasi tersebut di antaranya Menteri Sosial Bachtiar Chamsyah, Dirjen Dikdasmen Depdiknas, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X, Bupati Sleman Ibnu Subiyanto, dan Ketua DPRD Sleman Jarot Subiyantoro.(Ant/jy)

lagi

Tujuh Tewas Dalam Kecelakaan Maut Bus Lawan Truk


Pandeglang (ANTARA News) - Sebanyak tujuh orang tewas akibat kecelakaan maut antara Bus Asli dengan angkutan Truk Losbak, di jalur lingkar selatan Pandeglang, Jumat siang.

Saksi mata, Harno (35) mengatakan, dari kejauhan ia melihat Bus Asli melintas dengan kecepatan tinggi melewati jembatan makam Syeh Al Jabar. Namun,tiba-tiba terdengar suara keras dari arah jembatan itu.

Mendengar benturan keras warga langsung berlarian mendekati lokasi dan menolong korban kecelakaan.

"Semua korban dilarikan ke Rumah Sakit (RS) Berkah-Pandeglang untuk mendapatkan pertolongan medis," katanya.

Berdasarkan keterangan kepolisian Lalu Lintas Polres Pandeglang, menyebutkan peristiwa tabrakan maut berawal sebuah Bus Asli dengan nomor polisi A 7522 KC berkecepatan tinggi saling kejar-kejaran bersama Bus Asli lainnya. 

Namun demikian, dari arah berlawanan datang sebuah Truk Losbak dengan nomor polisi B 8649 W, bermuatan batu dan pasir hendak menuju arah Menes. 

Kemungkinan pengemudi Truk Losbak dan Bus Asli sama-sama tidak bisa mengendalikan ruas jalan karena lokasi sempit itu.

Sebetulnya, truk yang dikendarai Nasuha sudah buang stir ke sebelah kiri, namun karena posisi terlalu rapat akhirnya kecelakaan-pun tak bisa dihindari. 

Truk spontan menabrak bagian kanan bus, sehingga bus yang dikendarai Pardi warga Kelurahan Kadubero Kecamatan Ciomas, Kabupaten Serang membentur tiang listrik dan terbuang ke sawah.

Dalam kecelakaan itu tercatat sebanyak tujuh orang tewas, 10 orang luka ringan dan sembilan luka berat.

Ketujuh korban meninggal dunia yakni Aman (30) dan Anton (24) warga Caringin-Labuan, Erna (23) warga Pandeglang, Maryono (25) warga Lumajang-Jawa Timur, Sairan (30) warga Angsana dan dua orang lain belum diketahui identitasnya.

Korban luka berat di antaranya, Rohadi (26) warga Labuan, Arjani (28) warga Patia, Alwani (40) warga Cipeucang, Misjoyo (30) warga Sindangresmi, Yadi (29) warga Panimbang, Suheri (29) warga Menes, Kasman (30) warga Labuan dan dua orang lagi masih belum bisa diidentifikasi karena pingsan. 

Kebanyakan korban mengalami patah tulang seperti pada kaki, tangan, dan pinggulnya sehingga butuh mendapatkan perawatan intesif dari pihak medis. 

Sementara 10 korban lainnya mengalami luka ringan di antaranya, Epi (30), Tibri (25), Wini (32), Empud (27), Maman (33), Uu (25), Makrudin (30), Nasuha (40), Arif (25) dan Eno (33). 

Kasus kecelakaan yang merenggut korban jiwa itu ditangani Polres Pandeglang. 

"Peristiwa ini sering terjadi akibat sopir ugal-ugalan. Karena itu, kami akan memanggil semua pengusaha angkutan untuk diberikan pembinaan agar lebih berhati-hati dalam mengemudikan kendaraan," kata Wakapolres Pandeglang Kompol Agus Rasyid.(*)

kecelakaan maut, 10 orang tewas

Kecelakaan Maut, 10 Tewas 
Truk Rem Blong Pemicu Enam Kendaraan Hangus Terbakar


Lamongan, Kompas - Kecelakaan maut yang melibatkan delapan kendaraan di Jalan Raya Brondong, Lamongan, Jawa Timur, Selasa (8/1) sore, menewaskan sepuluh orang dan melukai sedikitnya 20 orang. Tabrakan itu juga menimbulkan ledakan yang membuat enam kendaraan hangus terbakar. 

Kepala Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor Lamongan Ajun Komisaris I Gusti Agung di lokasi kejadian memastikan kecelakaan itu diakibatkan truk pengangkut tumpukan tiang pancang beton mengalami rem blong. "Menurut keterangan saksi mata, truk pengangkut beton yang datang dari arah timur remnya blong dan melaju tak terkendali di jalanan menurun. Di depannya ada tiga minibus yang langsung dihantam dan kemudian truk menabrak truk semen," kata I Gusti Agung. 

Kecelakaan maut itu terjadi di jalanan menurun di Dusun Pambon, Desa Brengkok, Kecamatan Brondong, Lamongan, Selasa sekitar pukul 15.30. Kecelakaan melibatkan delapan kendaraan, yaitu tiga truk, tiga minibus, dan dua sepeda motor. Tiga truk itu adalah truk trailer bernomor polisi W 8640 UA yang mengangkut tiang pancang beton yang dikemudikan Munir dengan kernet Suminto, sebuah truk pengangkut semen bernomor polisi L 7390 RU, dan sebuah truk trailer pengangkut besi. 

Tiga minibus adalah Isuzu Elf bernomor L 6202 V mengangkut rombongan pengantin, angkutan umum atau mobil penumpang umum (MPU) Mitsubishi L300 bernomor polisi S 2688 RU, dan angkutan umum L300 bernomor polisi S 7048 UE. Adapun kondisi dua sepeda motor hancur dan gosong terbakar. 

Truk pengangkut tiang beton saat itu melaju di jalan menurun dari arah Lamongan. Diduga karena rem blong, truk tak terkendali dan menabrak tiga minibus. Mobil Isuzu Elf L 6202 V yang berada tepat di depannya hancur berantakan dan terpental ke lajur kanan sehingga enam penumpangnya tewas seketika. 

Laju truk yang tak terkendali itu terus menabrak mobil angkutan umum yang mengangkut belasan pedagang ikan. Truk kemudian menghantam angkutan umum lainnya yang berada di depannya. Truk baru berhenti setelah menabrak truk pengangkut semen yang datang dari arah Tuban, yang dalam posisi akan menyalip truk pengangkut besi. Pada saat bersamaan, dua sepeda motor yang berada di depan minibus juga ikut tergencet. 

Suminto, kernet truk pengangkut beton yang selamat dan dirawat di Puskesmas Brondong, mengakui, memang ada masalah di bagian rem truk pengangkut tiang pancang beton itu. 

Kerasnya tabrakan itu diduga memicu percikan api yang menyambar ke tangki bahan bakar kendaraan yang terlibat kecelakaan tersebut sehingga dalam waktu seketika api membakar enam kendaraan. Dua minibus, Isuzu Elf, dan angkutan umum yang mengangkut pedagang ikan tak ikut terbakar karena terpental ke pinggir jalan. 

Korban 

Delapan korban tewas telah diketahui identitasnya, dan 16 korban luka berat lainnya dievakuasi ke Puskesmas Brondong sebelum dilarikan ke rumah sakit di Lamongan. Satu korban lain tewas saat dalam perjalanan menuju RS PKU Muhammadiyah, Lamongan. Satu korban tewas yang diduga pengendara sepeda motor belum teridentifikasi karena hangus terbakar dan terjepit di bawah truk pengangkut beton. Korban saat ini berada di RS Koesma, Tuban. 

Korban luka berat yang dievakuasi di Puskesmas Brondong antara lain Afa (6), Jupiah (40), Mujani (30), Gito (10), dan Khirom (10), semuanya warga Desa Simbatan. Korban luka berat lain adalah penumpang angkutan umum yang membawa pedagang ikan dari Desa Sidomukti, Kecamatan Brondrong. Mereka antara lain Kasimah (50), Sulasi (50), Sri Dunung (45), Murjiyatun (45), dan Sarmunti (65). 

Enam korban luka lainnya adalah Sarmunti (45), warga Lamongan; Kastuni (45), warga Sambung, Ketambul, Tuban, Yasmi (45), Blimbing; Munik (50), Rambes, Palang, Tuban; Agustin Hawati (21), warga Menganti, Gresik; dan Anwari (40), warga Karangsari, Tuban. 

Korban luka ringan yang dirawat di Puskesmas Brondong terdata antara lain Suhono (sopir angkutan umum) dan Nurhadi (kernet), keduanya warga Gesik Harjo, Tuban. Dua korban luka ringan lainnya, Lasmi (50) warga Gesik Harjo dan Sulari (50) warga Ketambul. 

Lalu lintas 

Akibat kecelakaan maut itu, jalur pantura Lamongan-Tuban tertutup total. Antrean kendaraan dari arah Lamongan ke lokasi kejadian mencapai 10 kilometer. Demikian pula sebaliknya. Dari arah Tuban antrean juga memanjang hingga sekitar sepuluh kilometer, bahkan menimbulkan kemacetan hingga sekitar 20 kilometer di dua arah jalan dari lokasi kejadian. Kemacetan itu kian parah karena padatnya kendaraan setelah jalur Lamongan-Bojonegoro masih belum pulih benar akibat banjir. 

Polisi akhirnya mengalihkan arus lalu lintas agar tidak memperparah kemacetan. Arus kendaraan dari arah Surabaya dialihkan dari arah Paciran menuju Sukodadi untuk kemudian ke arah Babat dan Bojonegoro. Sedangkan arus kendaraan dari arah Tuban dibelokkan menuju Rengel ke arah Bojonegoro. 

Kendaraan kecil yang terjebak kemacetan berputar arah untuk mengambil jalur alternatif. Adapun ratusan kendaraan besar, seperti truk dan bus, menunggu jalur kembali dibuka sehingga antrean panjang terjadi di sepanjang jalan. (SET)

fakta di lapangan




Kecelakaan di Batu, Satu Korban Dievakuasi Dalam Keadaan Tanpa Busana
Ditulis pada April 17, 2009 oleh Tidak Menarik 


Penjaga Vila Sempat Bersihkan Sisa Miras.Kecelakaan maut yang menewaskan sembilan mahasiswa sejumlah kampus di Kota Malang, Kamis (16/4) dini hari ternyata masih menyisakan masih banyak pertanyaan di benak warga. Apalagi saat kejadian arus lalu lintas di Jl Panglima Sudirman lengang.

“Tak ada bunyi apapun yang kami dengar sebelumnya. Baik ban pecah atau pergesekan ban dengan aspal karena direm mendadak. Hanya satu kali bunyi keras yakni saat mobil menghantam pohon hingga mobil itu terbelah,” ungkap Mulyono, seorang saksi.

Hal yang sama juga diungkapkan sejumlah warga lainnya yang ikut mengeluarkan para korban dari mobil yang sudah ringsek karena tertabrak pohon Angsana. Beberapa dari mereka malah melontarkan kenyataan yang mengejutkan di mana salah seorang korban perempuan sudah tak memiliki pakaian lengkap alias bugil saat dikeluarkan dari mobil. Dan satu korban lelaki hanya menggunakan celana pendek berwarna putih dan telanjang dada.

Sebagian besar korban wanita menggunakan pakaian agak terbuka. Korban menggunakan celana jeans super pendek serta baju tank-top. Bahkan beberapa warga memperkirakan jika kecelakaan terjadi karena sang pengemudi, Anang Kasin, 24, warga Bali, dalam kondisi mabuk.

Ketika dikonfirmasi kebenarannya, Kapolres Batu, AKBP Tejo Wijanarko SIK, membenarkan bahwa korban kebanyakan berpakaian seperti habis merayakan pesta.

“Ya memang benar mereka berpakaian minim. Ketika kami tanyai pada beberapa saksi, mereka usai merayakan ulang tahun teman mereka di villa Songgoriti. Untuk miras, belum ada bukti yang mengarah ke sana,” ungkap Tejo Wijanarko, saat konferensi pers dengan wartawan di Mapolres Batu.

Hal itu juga dibenarkan oleh penjaga villa, Bagus Santoso, yang juga dimintai keterangan oleh Polres Batu. Dalam keterangannya, Bagus mengungkapkan bahwa Anang Kasin dan 16 temannya memang menyewa villa yang dijaganya dalam waktu short time alias tiga jam dengan sewa Rp 125.000. Para korban datang pukul 22.00 WIB dengan dua mobil dan empat sepeda motor.

“Namun setengah jam sebelum perjanjian sewa habis. Mobil Taruna warna metalik serta mobil sedan berwana merah keluar bersamaan, namun saya lupa nopolnya. Sementara beberapa temannya masih ada yang tinggal di villa,” ungkap Bagus.

Selama beberapa jam dalam villa, Bagus, masih mendengar suara gaduh seperti orang yang sedang berpesta. Sebagian ada yang bernyanyi keras-keras dan cukup membuat bising. Namun itu dibiarkan karena belum malam dan menganggu.

“Saat mereka keluar saya melihat dua mobil itu berpacu cukup kencang ke arah wisata Payung. Dan selang setengah jam kemudian saya mendengar ada gelas pecah di dalam villa, kemudian saya mendengar salah seorang teman cewek mereka mendapat telpon bahwa teman mereka kecelakaan,” tandas.

Ketika ditanya apakah, para korban sempat menenggak minuman keras, saksi membenarkan. Pasalnya saksi ikut membereskan beberapa botol miras mahal seperti Johny Walker Red Label dan Johny Walker Black Label. “Saat mereka chek out, saya pun harus memberesi bekas muntahan beberapa teman mereka,” tandasnya. 

kecelakaan maut di ngawi ( penyebab )

Mabes Polri menyatakan penyebab utama kecelakaan maut antara bus Gaya Kerja nopol AD 1485 BE dan truk tangki gandeng nopol L 7230 TG yang menewaskan 10 orang pada Sabtu (15/9) lalu di jalur jalan raya Mantingan-Sragen karena faktor jalan rusak parah dan tidak layak pakai.

"Penyebab utama kecelakaan karena jalan rusak parah," kata Kepala Sub Direktorat Pengkajian Permasalahan Lalu Lintas Mabes Polri, Kombes A Supri P, usai rapat gelar kejadian kecelakaan Mantingan bersama dengan Dinas Perhubungan Ngawi, Balai Pemeliharaan Jalan Propinsi, Dinas Pekerjaan Umum Propinsi, Jasa Raharja dan pemda setempat di Mapolres Ngawi, Selasa.

Menurut dia, struktur jalan di jalur Mantingan-Sragen tersebut labil, aspal bergelombang, menyempit, bahu jalan terlalu menukik bahkan lebar jalan hanya 7 meter, padahal standarnya lebar jalan tersebut adalah 9,5 hingga 10 meter.

Selain itu, penyebab kecelakaan lainnya adalah faktor teknis yaitu rem truk tangki gandeng yang memuat sebanyak 28 ton tetes tebu tersebut diketahui blong baik di roda depan maupun belakang.

"Maka ketika pengemudi truk gandeng berusaha menghindari jalan berlubang dengan terlalu ke kanan lalu mengerem truk justru kecepatannya semakin tinggi dan menabrak bus," katanya.

Sedangkan faktor penyebab kecelakaan terakhir adalah sopir truk, Ahmad Ainur Rofiq (32) warga jalan Laksda Adi Sucipto Jombang belum menguasai medan di jalur raya Ngawi- Solo yang diketahui baru pertama kali melewati jalan yang parah dan labil itu.

Kesimpulan penyebab kecelakaan maut di Mantingan Ngawi ini didapatkan setelah tim gabungan dari Mabes Polri bersama Kepolisian Resort Ngawi, Kepolisian Wilayah Madiun dan Labfor Polda Jatim serta teknisi ahli mekanik dari Hartono Motors melakukan pengusutan penyebab kecelakaan mulai Sabtu lalu.

Untuk itu, A Supri meminta Dinas Pekerjaan Umum Propinsi Jawa Timur segera memperbaiki jalur jalan raya Ngawi-Solo sepanjang 36 kilometer mulai dari Mantingan hingga perbatasan Sragen agar bisa mengurangi atau memperkecil jumlah kecelakaan lalu lintas dijalur tersebut.(*)

penyebab kecelakaan di situ bondo yang menewaskan 51 orang

Investigasi Sementara Kecelakaan Maut Situbondo
10 Oktober 2003 

TEMPO Interaktif, Jakarta:Hasil investigasi sementara Departemen Perhubungan (Dephub) menemukan sumber api berasal dari bus pariwisata AO Transport dalam kecelakaan bus di Situbondo, Jawa Timur yang menewaskan 54 orang dalam rombongan SMK Yayasan Pembinaan Generasi Muda I (Yapemda) Sleman, Yogyakarta, Rabu (8/10). 


Bagian kiri bus yang dihajar truk trailer merupakan tempat sikring listrik. "Sehingga ketika terjadi benturan menimbulkan percikan api," kata J.A. Barata, Kepala Hubungan Masyarakat Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Dephub, di Jakarta, Jumat (10/10). Sementara, cepatnya api menyambar seluruh isi bus diakibatkan tumpahan solar dari lambung tangki truk trailer yang robek akibat benturan keras, ke badan bus. Ditambah lagi, tangki bahan bakar minyak (BBM) di bagian kanan truk menghantam bagian kiri bus.


Diduga api berasal dari bagian depan bus. Indikasinya, kondisi seluruh korban yang menumpuk di bagian belakang bus. Celakanya, tidak ditemukan pegangan pintu, baik di luar maupun di dalam pintu belakang bus. "Kemungkinan, ini yang mengakibatkan penumpang sulit keluar," kata Barata.


Diungkapkan pula, masa berlaku uji kendaraan truk trailer sudah habis sejak Juli lalu. Bahkan, tidak diketahui dimana uji terakhir truk dilakukan. Saat kecelakaan, truk dikemudikan M. Syafei yang berstatus kernet. "Syafei belum memiliki SIM dan tidak terampil mengemudi," katanya.


Sebelum tabrakan terjadi, bus pariwisata AO Transport sempat mendahului truk bermuatan 5 ton mangga dengan nomor polisi L7934 GC. Setelah berhasil mendahului, bus kembali ke jalur semestinya. Tiba-tiba, dari arah berlawanan muncul truk trailer dengan kecepatan tinggi. Truk berada di jalur yang salah karena menghindari tumpukan tanah yang ada di jalurnya. Tabrakan pun tidak dapat dihindari. Tak lama kemudian, truk bermuatan mangga menghajar bagian belakang bus.


Sebenarnya, kondisi jalan d tempat kecelakaan cukup baik dengan marka jalan tidak terputus. Artinya, tidak boleh ada kendaraan yang mendahului kendaraan lain. Tapi, kata Barata, memang tidak ada rambu lalu lintas dan lampu penerangan jalan yang berfungsi. Hingga kini, pihak Dephub dan kepolisian masih menyelidiki siapa yang paling bertanggung jawab atas kecelakaan itu. "Tidak mudah menentukan siapa yang salah. Karena menyangkut banyak hal, seperti kondisi kendaraan, jalan dan faktor manusianya," katanya.

harus




ini adalah pelajaran yang berharga buat kita semua, sesuatu yang seharusnya tidak perlu terjadi harsu terjadi pada saudara-saudara kita ini. memang belum ada penjelasan yang benar-benar bisa menjawab pertanyaan publik tentang latar belakang dan penyebab pasti tentang kecelakaan ini. namun satu hal yang bisa kita petik dari sini adalah, bagaimana kita seharsunya menyelamatkan hidup kita dan membuat hidup kita lebih berarti. paling tidak marilah kita berharap semoga apa yang menimpa saudara kita ini menjadi yang terahir dan tak akan terulang lagi pada diri kita dan orang-orang trdekat kita.

foto-foto ini pun seharusbya menjadi rahasia pihak yang berwajib, dalam hal ini adalah tim laka lantas polres batu dan keluarga. namun sangat di sayangkan karena gambar dab foto-foto ini beredar luas di masyarakat sehingga timbul polemik di masyarakat tentang kejadian ini.

masih bayak foto-foto lain yang akan saya up load jika di butuhkan.

KECELAKAAN MAUT DI JEMBER, 3 TEWAS

Tabrakan maut melibatkan dua truk dan Suzuki Carry di Gunung Gumitir, Kecamatan Sempolan, Jember, Jawa Timur, melumat tiga nyawa sekaligus. Korban lainnya dilarikan ke rumah sakit.
Korban tewas di tempat adalah sopir Suzuki Carry, Edy Mulyono (40 tahun), dan Tima (25 tahun), serta pengatur lalu lintas "swasta" Bia (50 tahun) akibat tertindih badan truk pengangkut aspal. Sementara sepuluh orang penumpang mobil carry kini menjalani perawatan di Puskesmas Silo dan RSUD Subandi Jember.
Kejadian itu bermula ketika truk pengangkut aspal dengan nomor polisi W 9720 UN, dari arah Banyuwangi tiba-tiba menabrak truk di depannya. Tak disangka, suzuki carry sarat penumpang meluncur dari arah berlawanan sehingga peristiwa ngeri tak terhindarkan.
Menurut pengakuan sopir truk pengangkut aspal, Roni Kasiyanto (30 tahun), rem truk yang dikemudikannya blong. "Saat di tikungan itu saya panik, karena di kiri jurang. Truk saya akhirnya menabrak truk jeruk di depan saya," katanya, Selasa (21/4)
Kawasan Gunung Gumitir, Jember, hingga Kecamatan Kalibaru, Banyuwangi, dikenal jalur rawan. Di daerah yang menjadi tapal batas kabupaten Jember-Banyuwangi itu, terdapat lebih dari 54 tikungan tajam yang menanjak dengan kemiringan antara 10 hingga 40 derajad dalam rentang jalan sepanjang 12 kilometer.

Senin, 16 Maret 2009

tuluuuung


Selamat jalan bang jumadi abdi, doa kami menyertaimu. Turut berduka cita atas perginya jumadi abdi, gelandang serang PKT bontang dan timnas indonesia. Kita turut prihatin atas kejadian yang menimpanya. Cukup sampai di sini kebobrokan sepak bola indonesia,kekerasan, kerusuhan,dan ketidak adilan harusnya sudah tidak muncul lagi di sepak bola indonesia.
 Selamat jalan bang, sekali lagi aku turut menyertaimu dengan doa- doaku agar tuhan menempatkanmu di tempat yang layak. Di tempat yang bisa membuat engkau damai di sana. Selamat jalan bang,,,,,,,selamat jalan,,,,,,,